7.5 C
New York
Tuesday, April 23, 2024

RUU Sisdiknas Hapus Mapel Bahasa Inggris, Orang Tua dan Guru Siantar Bereaksi

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Dalam Pasal 81 pada Rancangan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (RUU Sisdiknas), menyebutkan mata pelajaran (mapel) bahasa Inggris tidak dimasukkan sebagai muatan wajib bagi jenjang pendidikan dasar dan menengah.

Hal ini akan menjadi polemik karena banyak menuai kritik bahkan penolakan dari berbagai kalangan. Tidak hanya dari kalangan guru mata pelajaran bahasa Inggris, melainkan para orang tua murid pula.

Yanti salah satunya. Dia mengaku tidak setuju mata pelajaran Bahasa Inggris untuk jenjang SMP dihapus. Menurutnya, anaknya sudah cukup mampu dan siap untuk mempelajari bahasa asing.

Baca Juga: Pro Kontra RUU Sisdiknas Tidak Masukkan Bahasa Inggris Sebagai Muatan Wajib, Ini Tanggapan Pengamat Pendidikan dan Orang Tua Siswa

“Kalau dihapus tingkat SMP, terus mau belajar bahasa Inggris kapan lagi? Anak saya cita-citanya mau sekolah keluar negeri, emang di luar negeri menggunakan bahasa Indonesia? Semuanya sekarang ini apa-apa pakai bahasa Inggris. Saya aja minta diajarin pakai handphone dari anak saya karena bahasa Inggris,” ketus wanita yang bekerja sebagai karyawan disalah satu bank swasta di Kota Pematang Siantar ini, Sabtu (26/11/22).

Yanti berpendapat bahwa pelajaran Bahasa Inggris memang sangat diperlukan untuk anak-anak saat ini. Pasalnya, komputer ataupun buku-buku juga banyak yang sudah menggunakan bahasa Inggris. Belajar bahasa Inggris juga untuk mengatasi kesulitan dalam berkomunikasi. Terutama dengan pihak-pihak asing ataupun turis yang datang ke Kota Pematang Siantar.

Baca Juga: Guru di Siantar Kecewa RUU Sisdiknas Hapus Bahasa Inggris dari Mapel Wajib

“Sewaktu kami jalan-jalan ke Parapat, anak saya pernah menyapa turis yang bingung mencari alamat. Dia membantu turis tersebut. Saya senang dan bangga, dia mampu membantu orang lain. Kalau pelajaran bahasa Inggris dihapus, anak-anak ini kapan lagi bisa berkembang,”ucap Yanti.

Tak jauh beda dengan yang diungkapkan orang tua lainnya, yakni Rudi Sitohang. Pria yang bekerja di salah satu kantor Pemerintah Kabupaten Simalungun ini menyebut belajar bahasa Inggris sangat penting dimulai dari dini.

“Kalau untuk tingkat taman kanak-kanak, itu bolehlah untuk ditunda atau jangan dulu. Tapi untuk SD, sebaiknya mulai kelas IV. Saya rasa sudah cocok, harus mulai belajar bahasa Inggris. Sepertinya anak-anak itu sudah mulai matang,” ungkap Rudi.

Baca Juga: Kemendikbudristek: RUU Sisdiknas Berikan Penghasilan Layak Bagi Guru

Pengenalan bahasa Inggris sejak dini dapat membantu anak-anak lebih mengerti dan memahami apa itu bahasa Inggris. Hal ini dapat membantu anak tersebut jika nanti kelak ia bersekolah di perguruan tinggi.

Rudi yakin, masalah bahasa ibu, bahasa daerahnya, tidak akan terkikis begitu saja. Itupun tergantung pada orang tuanya masing-masing. Biasanya, pendidikan bahasa ibu, daerah, dan Indonesia, sudah dilakukan dari rumah.

“Jadi, selagi anak tetap kita awasi dan menjaganya dengan baik, mudah-mudahan hal negatif tidak menghampirinya. Bila mahir pun berbahasa Inggris, kelak anak tersebut akan lebih muda berkomunikasi dengan masyarakat dunia dalam karir kehidupannya,” pungkas Rudi.

Menurut salah seorang guru bahasa Inggris di SMP Negeri 1 Kota Pematang Siantar, Komri Saragih, penghapusan mata pelajaran Bahasa Inggris dari kurikulum sekolah menengah atau SMP akan menyebabkan dampak besar karena ancaman Indonesia dapat semakin tertinggal dibandingkan negara-negara lain di dunia.

“Saya sendiri tidak setuju. Artinya, sekarang sudah zaman globalisasi, bahasa Inggris itu sangat diperlukan. Kemana-mana bahasa Inggris selalu ada, disamping bahasa negara tersebut. Segala lini sudah bahasa Inggris, masa dihilangkan?” ungkap dia.

Komri juga menyebut sejak Ia mengajar bahasa Inggris mulai tahun 2000, terdapat banyak perkembangan yang dilihatnya pada setiap anak murid yang diajarkannya.
Salah satunya, anak-anak ini terkadang bisa mengerti akan sesuatu saat belajar komputer. Padahal bahasa yang digunakan adalah bahasa Inggris.

“Gimana masyarakat ini mengetahui bahasa Inggris kalau tidak dimulai dari bangku sekolah seperti sekarang ini. Sedangkan orang yang sudah belajar dari usia dini saja belum tentu bahasa Inggris nya lebih baik,”kata Komri. (yetty/hm02)

 

Related Articles

Latest Articles