22.3 C
New York
Saturday, August 31, 2024

Pandemi, Penjualan Paket Data Raup Untung 300 Persen

Pematangsiantar, MISTAR.ID

Ribuan sekolah di Indonesia ditutup sebagai upaya peredaman penyebaran Covid-19. Pandemi yang masih berkelanjutan sampai sekarang telah melumpuhkan aktivitas belajar-mengajar di instansi pendidikan.

Tentu saja, orang tua murid juga mesti menyiapkan biaya khusus untuk pembelajaran melalui daring, seperti pembelian pulsa, paket data, dan atau penyediaan layanan berbayar seperti Wi-Fi.

Namun, kebanyakan lebih memilih menggunakan paket data, alasannya mudah untuk dibawa kemana-mana. Jelas, hal ini menjadi ladang keuntungan bagi pelaku usaha penjual paket data.

Baca juga : Salut! Demi Bantu Anak-anak Kurang Mampu Belajar Melalui Online, Warga Medan Ini Gratiskan Wifi

Riska, salah satunya penjual paket data sejak dua tahun lalu. Menurutnya, penjualan paket data akhir-akhir ini sangat meningkat. Sebab, internet sangat dibutuhkan masyarakat saat ini, apalagi bagi pelajar atau mahasiswa.

“Lumayanlah, bisa tiga kali lipat keuntungan selama corona ini. Kebanyakan pelajar yang membeli paket buat belajar daring kata mereka. Tapi, ada juga orang dewasa yang membeli, katanya buat kerja,”ujarnya, Jumat (24/7/20).

Saat cuaca buruk adalah salah satu faktor kerugian yang dideritanya. Sehingga, para pembeli enggan keluar rumah. Meskipun demikian, Riska sudah ada pelanggan tetap, bahkan Ia juga mempunyai beberapa reseller yang membantu dagangannya. Ada juga warga yang terpaksa memasang jaringan internet berbayar, agar anaknya lebih gampang dipantau dirumah tidak perlu pergi ke warung internet (warnet).

Baca juga : Ingat! Selama Pandemi Belajar Mengajar Secara Tatap Muka Dilarang

“Internet itu kebutuhan saat ini, terutama di pandemi Covid-19 yang mengharuskan anak belajar dari rumah secara daring. Habis uangku beli paket terus, jadilah aku pasang aja Wi Fi,”papar Ratna Hasibuan.

Walaupun begitu katanya, anaknya dibatasi menggunakan gadget, selesai belajar secara daring, handphone dikembalikan pada sang ibu, begitu pula selanjutnya. Kecuali sabtu hingga Minggu sore. Hari itu merupakan kebebasan menggunakan gadget.

Selain itu, ada juga yang memanfaatkan internet berbayar itu untuk meraup untung, seperti Johan. Dia membuka warung, dan memberi kesempatan pada warga sekitar menggunakan internet berbayar miliknya. Tapi, bagi anak yang ingin belajar, Dia beri secara gratis.

“Menurut orangtua anak-anak itu, daripada ke warnet lebih baik ditempat saya ini. Tarif saya buat 2000 sekali pakai, artinya silakan pakai sampai puas, asalkan jangan tidur di rumah saya,” ucapnya dengan tertawa.

Di satu sisi, ada pula orangtua yang kecewa dengan longgarnya pengawasan dari pemerintah untuk mengawasi beberapa warnet yang buka. Kebanyakan anak-anak yang bermain disana.

S Sinaga, orangtua yang kesal karena anaknya suka pulang sampai sore hanya kumpul bareng teman-temannya untuk nongkrong di warnet. Alasannya selalu mau mengerjakan tugas-tugas sekolah.

“Paket data sudah saya belikan, tapi alasannya tidak jelas gitu. Saya marah pernah pada anakku, tapi dianggap angin lalu saja. Maunya pemerintah agar turun ke warnet-warnet itu,”imbuhnya.(yetty/hm09)

Related Articles

Latest Articles