7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

MUI Siantar Gelar Kajian Ilmiah Penguatan Kebangsaan Moderasi Keberagaman dan Toleransi

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Di tengah kemajemukan suku, agama, bahasa dan budaya masyarakat Indonesia, sering dihadapkan konflik sosial yang dilatarbelakangi perbedaan cara pandang masalah keagamaan. Hal ini berpotensi dapat mengusik kedamaian dan kebersamaan dan persatuan anak bangsa Indonesia.

Beranjak dari keprihatinan itu, Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia (DP MUI) Pematang Siantar melalui Komisi Pengkajian dan Penelitian melakukan kajian ilmiah “Penguatan Kebangsaan Moderasi Keberagaman dan Toleransi”. Acara berlangsung di aula  MUI Kota Pematang Siantar, Minggu (18/9/22).

Antusias peserta yang mengikuti kegiatan ini juga cukup banyak namun dibatasi hanya sekitar 50 orang, yang terdiri dari Penyuluh Agama Islam Non PNS dan PNS, pengurus MUI Pematang Siantar. MUI Kecamatan, Ormas Islam dan Organisasi Kepemudaan Islam, dan Ganas Annar MUI Pematang Siantar.

Baca Juga:MUI Siantar Sosialisasikan Hukum Faraidh Agar Warisan Halal Dimanfaatkan

Komisi Pengkajian dan Penelitian DP MUI Pematang Siantar Meisahri Uga mengatakan, kegiatan tersebut bertujuan menegakkan prinsip Islam moderat secara konsep dan implementasi juga menebarkan ajaran Islam yang moderat, toleran, damai pada umat.

Mengoptimalkan media sebagai sarana alternatif, sarana informasi moderat serta meminimalisir bahaya radikalisme dan pencemaran nama baik agama dan negara.

“Sesuai  dengan thema, “Islam Wasathiyah Dalam Kehidupan Bermasyarakat, Berbangsa dan Bernegara,” ucapnya.

Baca Juga:MUI Siantar Gelar Pembinaan dan Silaturahmi 100 Orang Mualaf

Salah satu nara sumber pada kajian ilmiah ini adalah Prof Dr H Katimin dengan materi “Islam Wasathiyah  dalam Bingkai Akulturasi Budaya dan Toleransi.” Dia menyebut saat ini Indonesia masih menghadapi sejumlah persoalan kebangsaan. Seperti masih adanya sekelompok masyarakat yang ingin mengganti ideologi Pancasila.

Sementara itu, Maranaik Hasibuan mengusung materi “Islam Wasathiyah Generasi Milenial di Era Digitalisasi”.

Dijelaskan,  wawasan keagamaan dengan menanamkan nilai-nilai keagamaan yang bersifat terbuka dan toleran dalam upaya mencegah provokasi dan hasutan dari pembentukan paham radikalisme/separatisme. Sehingga, perlu penguatan Islam Wasathiyah dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. (yetty/ril/hm14)

Related Articles

Latest Articles