Pematangsiantar, MISTAR.ID
Musim hujan di tanah air berlangsung mulai Oktober hingga April. Selama periode itu pula curah hujan meningkat secara signifikan. Karenanya, para pelaku di sektor pertanian diimbau mempertahankan irigasi.
Hal itu dikatakan Kabid Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (TPHP) Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dishanpangtan), Hotman Sibuea. Dia berpesan, terkhusus pada petani padi sawah untuk terus memperhatikan debit pengairan lahan.
“Kalau sekarang rata-rata petani di Kota Pematangsiantar saat ini masa tanam. Tapi ada beberapa yang sudah menanam sebelumnya karena memang tidak serentak,” sebutnya saat dikonfirmasi, Rabu (6/11/2024).
Secara umum, kata dia, padi membutuhkan waktu sekitar 100-150 hari untuk mencapai kematangan panen setelah masa tanam. Penyemaian benih padi juga lebih diperhatikan sebelum dipindahkan ke lahan penanaman.
Baca juga:Dishanpangtan Siantar Klaim Penyaluran Pupuk Bersubsidi Lancar
“Lebih memperhatikan aliran air pada irigasi agar persemaian tidak tergenang. Debit air (yang terlalu) banyak pun dapat mengakibatkan jebolnya irigasi,” ucapnya.
Hotman tak menampik, jika jumlah petani padi di Kota Pematangsiantar semakin berkurang dan beralih ke komoditas tanaman lainnya. Salah satunya tanaman jagung.
“Karena memang (belakangan) infrastruktur irigasi di sekitar lahan persawahan kurang memungkinkan,” ujarnya.
Dia menyampaikan, produksi gabah di Sapangambei Manoktok Hitei mencapai 15.551 ton per tahun 2023. Jumlah tersebut dapat menghasilkan sekitar 7.881 ton beras. “Musim panen petani dua kali dalam setahun,” pungkasnya. (jonatan/hm17)