7.8 C
New York
Friday, April 19, 2024

Isi BBM Pakai Aplikasi, Ini Pendapat Warga Siantar dan Petugas SPBU

Pematangsiantar, MISTAR.ID

PT Pertamina (Persero) mengeluarkan kebijakan terbaru sejak awal Juli 2022, di mana akan menerapkan penggunaan aplikasi MyPertamina untuk setiap pembelian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi jenis pertalite dan solar.

Dan sebaliknya, untuk penerapan sistem pembayarannya atau cashless, juga harus sudah terdaftar di aplikasi MyPertamina untuk pembelian BBM tersebut.

Hal ini bertujuan agar penjualan BBM bersubsidi tepat sasaran. Paling tidak meminimalisir pemberian subsidi bahan bakar minyak kepada konsumen yang tidak berhak.

Baca Juga:Manajer SPBU di Dairi Mengaku Isi BBM Subsidi ke Randis TNI/Polri Karena Takut

Amatan Mistar, pada Kamis (14/7/22) di beberapa stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) di Kota Pematangsiantar, masih belum menggunakan sistem pembayaran menggunakan aplikasi tersebut. Justru masyarakat merespon negatif terhadap kebijakan PT Pertamina itu.

“Memang bisa pakai handphone (HP) waktu isi minyak? Kan tak boleh pakai HP di SPBU, jadi pencetnya di mana?” ucap Boris Simatupang saat antre masuk ke SPBU Jalan Ahmad Yani, Pematangsiantar.

Ia mengatakan, dari dulu para pengguna kendaraan apapun dilarang mengoperasikan HP di area SPBU. Pasalnya sinyal atau radiasi dari HP berpotensi menimbulkan kebakaran. Menggunakan HP, memotret, dan merokok saat mengisi BBM menjadi salah satu larangan keras yang ditulis di setiap SPBU.

Baca Juga:Ini Lokasi Pengisian BBM di Wilayah Jalinsum Asahan 

“Kok sekarang malah disuruh begituan (pakai HP). Kadang bingung juga, kalau terjadi entah yang dapat merugikan semua pihak, misalnya kebakaran, yang disalahkan siapa?” tegas Boris, lelaki pensiunan PNS ini.

Senada dengan Rosita. Menurutnya, penggunaan aplikasi dalam melakukan transaksi pembelian BBM sangat ribet. Otomatis dia harus mengganti HP yang selama ini digunakannya.

“Kok jadi seperti anak sekolah jadinya, harus pakai Android. HP aku cuma yang biasa saja. Lagian, membeli BBM pakai HP harus ada internet, aduh, maksainlah itu namanya,” ketus Rosita dengan kecewa.

Baca Juga:Transisi New Normal, Pertamina Jamin Pasokan BBM Dan Elpiji  

Rosita berharap pemerintah lebih bijak mengeluarkan kebijakan, sebab tidak sejalan dengan kebijakan larangan menggunakan HP atau ponsel di SPBU. Apalagi kondisi ekonomi saat ini, kata dia, sepertinya sudah tidak menentu. Salah satunya kebutuhan pokok yang masih terus mahal.

“Tolonglah, jangan dibuat ribet lagi. Begini ajapun sudah amannya. Yang penting tidak ada keributan. Dan jangan dinaikkan lagi harga BBM, makin sengsara masyarakat jadinya nanti,” ucap Rosita.

Sementara itu, salah seorang petugas stasiun SPBU di Kota Pematangsiantar menyebut penggunaan aplikasi MyPertamina ini akan membuat dia dan teman-temannya saat bertugas akan semakin berat. Salah satunya, tidak semua masyarakat mengerti menggunakan aplikasi tersebut.

Baca Juga:Konsumsi BBM Berkualitas Jenis Gasoline Meningkat di Sumut

“Otomatis, kami harus mengajari konsumen yang tidak mengerti tersebut. Sehingga waktu akan berjalan, sedangkan antrean sudah semakin panjang,” tukas pria penjaga stasiun SPBU tersebut.

Selain itu, sambung dia, masih banyak kekurangan yang harus diperhatikan jika nanti aplikasi tersebut mulai diberlakukan di Kota Pematangsiantar. Salah satunya, sambungan internet bisa saja tidak selamanya berjalan lancar. Terkadang, aplikasi bisa “error” disebabkan sambungan internet lambat.

“Kami pun tidak tahu bagaimana mengoperasikannya. Mungkin nanti kalau sudah mulai diterapkan di Kota Pematangsiantar, kami bisa semakin mengerti dan mengajarkan secepatnya pada masyarakat yang ingin isi BBM di SPBU ini,” kata petugas tersebut. (yetty/hm14)

Related Articles

Latest Articles