18.5 C
New York
Saturday, September 28, 2024

Cerita Eks Anggota Geng Motor Siantar, Sebut ada Iuran Hingga Sandi Tertentu

Hampir setiap malam kejadian itu berlangsung hingga suatu malam, RH dan 4 orang temannya ditangkap Kepolisian. Namun karena saat itu mereka tidak membawa senjata tajam, akhirnya dikembalikan ke keluarga.

Fenomena keributan itu rupanya terdengar  di hampir semua wilayah Kota Siantar. Banyak dari mereka yang percaya jika tawuran itu disebabkan kelompok geng motor.

“Awalnya bukan geng motor, tapi karena lawan kami datang dari kampung luar, ya mereka bawa sepeda motor lah ke lokasi tawuran itu,” katanya.

Namun, kata dia, banyak pihak-pihak yang mencari panggung dalam deretan peristiwa itu. Kelompok-kelompok kemudian terbentuk beserta nama geng motornya. Pada akhirnya, semua kelompok yang tergabung dalam 2 geng besar saling berlawanan.

Baca juga: Geng Motor ‘Menghantui’ Warga Siantar, Perekonomian Lumpuh

“Ada geng merah dan geng biru. Semua pemudah dari setiap kampung di Siantar ini ada terlibat di sana. Contohnya Jalan Seram, Jalan Melanton Siregar, sekitaran Pasar Perluasan, Jalan Medan sampai ke rambung merah di Kabupaten Simalungun sana,” jelasnya.

Selain itu pemuda dari Kabupaten Simalungun yang langsung berbatasan dengan Kota Siantar juga ikut-ikutan melakukan aksi. “Dari Simpang Pane, Sinaksak, Jalan Asahan juga ada itu,” ungkapnya.

Orientasi mereka, kata RH, bukan karena ingin balas dendam atau ada permasalahan secara langsung dengan pihak lawan. Namun lebih ke materi dan eksistensi diri di media sosial.

Bahkan kelompok-kelompok ini memanfaatkan eksistensi mereka di media sosial dengan memasang tarif agar seseorang masuk ke geng mereka dan masuk grup WhatsApp. “Bisa sampai Rp100.000,” imbuhnya.

Related Articles

Latest Articles