8.3 C
New York
Thursday, March 28, 2024

Bahan Limbah Rumah Tangga, Diolah Jadi Benda Bernilai Ekonomis

Pematang Siantar, MISTAR.ID

Apa pun jenisnya, jika diolah dengan tangan kreatif, barang yang awalnya biasa saja bisa menjadi bernilai ekonomis tinggi.

Itu lah kalimat yang dilontarkan Zulkarnaem Toreh, warga Jalan Sisingamangaraja, Kelurahan Bahkapul, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematang Siantar.

Pasalnya, pria 60 tahun ini berhasil mengolah limbah dan bahan alam, seperti batang kayu, bambu dan botol plastik, kardus dan lainnya untuk dijadikan bahan kerajinan tangan yang bernilai ekonomis.

Baca juga: Warga Mengeluh, Air Limbah Rumah Tangga Menggenangi Badan Jalan

Rizki Iskandar Toreh (33) anak dari Zurkarnaem mengatakan, tidak hanya batang kayu dan bambu, mereka juga bisa mengolah aneka bahan dasar lainnya, tergantung permintaan konsumen.

Bahan-bahan olahan yang digunakan, yakni benda yang sudah tidak difungsikan lagi. Serta tidak mengambil bahan alam yang masih tumbuh.

“Ini semua bahannya diambil dari alam, tapi yang sudah mati atau tidak dipakai lagi. Jadi saya coba olah dan manfaatkan menjadi barang-barang yang layak dijual bang,” ujar Rizki saat ditemui mistar.id, Jumat (26/5/23).

Di tempat yang sama, Zulkarnaem menuturkan, awalnya hanya coba-coba membuat barang kerajinan itu berbekal bahan bekas yang tidak dipakai di sekitaran rumahnya.

“Awalnya karena bosan di rumah jadi coba-coba bikin terompet dari bahan bekas jadi keterusan. Semua juga saya lakukan secara otodidak,” katanya.

Baca juga: Limbah Perusahaan Distributor di Karo Mengalir ke Rumah Warga

Purnawirawan TN berpangkat Mayor ini dulunya pernah mengalami kecelakaan lalu lintas yang membuat dirinya harus menggunakan tongkat. Zulkarnaem mengungkapkan, selain keterampilan otodidak dan peralatan yang digunakan juga dirakit sendiri.

Misalnya, pembuatan terompet dengan menggunakan alat seadanya dan kardus bekas yang dimodifikasi, berfungsi membentuk terompet yang digemari warga sekitar.

Lanjutnya, setelah itu Zulkarnaem membuat kerajinan seperti ketupat ukiran kayu, kandang ayam ukiran kayu, bendera-bendera kecil dan banyak lagi.

“Bahan kayu ini kami ambil dari berbagai daerah, salah satunya di Pondok Bulu, Raya dan Sipipis. Kalau seperti kardus botol plastik dan yang lainnya ada langganan yang setiap harinya ngantar ke tempat kami,” ujarnya.

Untuk harga kerajinan tangan ini dijual dengan harga yang bervariasi, mulai dari harga Rp 2 ribu hingga Rp 5 ribu.

Baca juga: Bobby Nasution Dukung Pengolahan Plastik Jadi Bernilai Ekonomis

Dituturkan, proses pembuatan kerajinan tangan ini terbilang susah. Selain memakan waktu juga memakan pikiran berupa imajinasi, ditambah lagi jumlah jenis yang akan dibuat.

Meskipun keahlian otodidak dan peralatan seadanya, berkat kreativitas serta keterampilannya, Zulkarnaem mampu menciptakan karya tak kalah indah jika dibandingkan dengan karya lainnya yang sudah mengikuti pelatihan.

Disambung Rizky, saat ini dirinya harus memiliki ketekunan yang lebih untuk mempertahankan kesuksesan yang sudah diraih oleh sang ayah. “Beban dan tanggung jawab pasti besar. Tapi ini visi saya sejak dulu, kebetulan bapak mempercayakan untuk melanjutkan usaha ini,” sebutnya.

“Kepercayaan ini harus saya jaga benar-benar. Memang mempertahankan apa yang sudah ada saat ini cukup sulit, jika dilihat dari persaingan usaha kerajinan di luar sana,” tambah Rizki.

Disinggung, apakah pihak pemerintah setempat pernah memberikan bantuan modal atau kerja sama, Rizky mengatakan, pernah menerimanya.

Baca juga: Lotion Anti Nyamuk Ekonomis Antarkan Pelajar SMPN 1 Narumonda Raih Medali Emas Tingkat Internasional

“Kebetulan saya pernah mendapatkan bantuan dari Pemko Pematang Siantar, Pemkab Simalungun dan Bank, berupa pembuatan kemasan dan cara penjualan agar lebih modren lagi,” imbuhnya.

Namun sayangnya, pihak Pemko Pematang Siantar, Pemkab Simalungun dan Bank hanya memberikan pelatihan saja, tanpa menyertakan bantuan modal maupun peluang untuk lokasi pasar. (abdi/hm16)

 

 

Related Articles

Latest Articles