Pematangsiantar | Mistar – Sebanyak 16 rumah di kawasan Pasar Pagi Rindam, Kelurahan Setia Negara, Kecamatan Siantar Sitalasari, Kota Pematangsiantar terendam air yang meluap dari sungai ‘Tampomas’.
Musibah banjir yang melanda kawasan itu terjadi pada Selasa (22/10/19) dini hari. Demikian disampaikan seorang ibu rumah tangga korban banjir, Rini, saat di depan rumahnya yang baru dibersihkannya.
“Gak ada (barang-barang) yang bisa diselamatkan, karena kejadian banjirnya itu jam 1 pagi. Seginilah tingginya air itu,” ujar Rini menunjuk ke dinding rumahnya yang masih meninggalkan tanda genangan air. Tanda itu tingginya hampir dua meter dari permukaan tanah halaman rumahnya.
Rini berharap agar Pemerintah Kota (Pemko) Pematangsiantar bersedia membantu meringankan beban mereka yang mengalami banyak kerugian akibat kerusakan barang-barang rumah tangganya. “Cuman baju yang kami pakek sekarang inilah yang bisa kami bawa, pak,” tukasnya dengan nada memelas.
Beredar Isu Bayi Hanyut
Selanjutnya, ketika ditanya apakah ada pihak Pemko Pematangsiantar yang datang untuk menemui mereka. Seorang warga lainnya yang juga ikut menjadi korban banjir, Yuslina Tanjung, mengatakan ada. Hanya saja, kedatangan pihak Pemko itu bukan untuk membantu mereka dari musibah.
“Cuman nanya bayi aja orang (Pemko) itu, katanya mereka dapat kabar, ada tiga bayi yang hanyut. Datanglah orang itu kemari. Kami bilang, gak ada di sini korban bayi. Trus pigi (pergi)-lah orang itu. Gak ada orang itu bantu kami,” ujar nenek 60-an tahun yang mengaku tidak tahu dari dinas mana yang datang itu.
Saat ditanya apakah daerah tempat tinggal mereka rawan banjir, nenek Yuslina yang sudah 25 tahun bertempat tinggal di kawasan itu mengakui bahwa kawasan tempat tinggal mereka rawan banjir.
“Inilah yang paling parah, selama ini memang banjir, tapi gak pala kek gini,” ujar Yuslina yang mengaku bahwa mereka pernah diberikan makan selama seminggu oleh pihak Pemko Pematangsiantar ketika kawasan tempat tinggal mereka itu dilanda banjir.
Yuslina yang juga berharap dibantu Pemko Pematangsiantar itu menceritakan, bahwa pada Senin (21/10/19) malam sekira jam 23.30 Wib, hujan turun sangat deras.
Selanjutnya, pada Selasa (22/10/19) sekitar jam 01.00 Wib, air sudah mulai masuk menggenangi rumah, dan semakin lama semakin meninggi. Ketinggian air yang menggenangi rumah, mulai surut sekitar jam 03.00 wib.
Berdasarkan pantauan pada siang harinya, ketinggian air sungai yang disebut warga setempat sebagai sungai Tampomas itu hanya setinggi betis orang dewasa. Namun, menurut keterangan beberapa warga sekitar yang ditanyai, mereka menyebutkan ketinggian air sungainya akan meningkat secara drastis, apabila turun hujan deras.
Pantauan lainnya, akibat banjir yang merendam rumahnya, tampak masih ada warga yang membersihkan lumpur dari dalam rumahnya, sementara warga lainnya sudah ada menjemur pakaian, tilam dan barang-barang elektronik lainnya di depan rumahnya masing-masing.
Reporter: Ferry napiyupulu
Editor: Herman