10.7 C
New York
Wednesday, April 24, 2024

Ups..! 19 Ribu Gunung Api Bawah Laut Baru Ditemukan

California, MISTAR.ID

Para pakar menemukan 19 ribu gunung berapi bawah laut dengan menggunakan radar satelit beresolusi tinggi. Penemuan ini membuat para pakar kini memiliki katalog gunung berapi yang paling komprehensif.

Sebelum penemuan ini, hanya ada 1/4 dasar laut Bumi yang telah dipetakan menggunakan sonar. Sonar tersebut menggunakan gelombang suara untuk mendeteksi obyek yang tersembunyi di bawah laut.

Pada 2011, sonar tersebut menemukan lebih dari 24 ribu gunung bawah laut yang terbentuk dari aktivitas vulkanis. Namun masih ada lebih dari 27 ribu gunung bawah laut yang belum dipetakan sonar.

Baca juga: Erupsi Gunung Berapi di Islandia, Pertahanan Sipil dalam Tingkat Darurat

“Ini benar-benar mencengangkan pikiran,” kata geofisikawan laut di Scripps Institution of Oceanography, David Sandwell.

Dilansir media, para pakar kini tak perlu lagi mengandalkan sonar untuk menginvestigasi apa yang ada di bawah laut. Dengan memanfaatkan radar satelit, para pakar juga dapat melihat apa yang bersembunyi di kedalaman air sehingga menawarkan representasi topografi dasar laut yang lebih baik.

Untuk studi ini, para ilmuwan mengambil data dari beberapa satelit termasuk satelit CryoSat-2 milik Badan Antariksa Eropa (European Space Agency, ESA). Mereka menemukan, satelit-satelit tersebut bisa mendeteksi gunung di bawah laut walau dengan ketinggian 1.100 meter saja.

Angka tersebut merupakan batasan paling rendah untuk menetapkan sesuatu sebagai gunung laut. Dengan teknologi ini, para ilmuwan memprediksi ketinggian dari gunung berapi kecil dengan akurasi mencapai 370 meter.

Sejauh ini, para pakar telah memetakan gunung laut di timur laut Samudra Atlantik yang dapat membantu menjelaskan evolusi bulu mantel (mantel plume) yang memberi makan lebih dari 100 gunung berapi di Islandia.

Baca juga: Dampak Erupsi Gunung Berapi Bawah Laut di Tonga Makin Memburuk

Peta yang diperbarui ini juga akan memberikan pemahaman yang lebih baik tentang arus laut dan “upwelling”, yang terjadi ketika air dari dasar lautan bergolak ke atas ke permukaan – sebuah fenomena yang menurut para ilmuwan dapat “terkonsentrasi pada gunung dan pegunungan laut.”

“Ada kumpulan hal menarik yang terjadi ketika Anda memiliki topografi,” kata oseanografer fisikal University of Michigan in Ann Arbor, Brian Arbic yang tak terlibat dalam studi ini, seperti dikutip dari media.

Para pakar telah mempublikasikan hasil penemuannya di jurnal Earth and Space Science. Menurut Direktur Center for Coastal and Ocean Mapping University of New Hampshire, Larry Mayer, katalog baru gunung laut ini merupakan “langkah maju yang hebat.”

Baca juga: Peneliti NASA, Letusan Gunung di Tonga 500 Kali Lebih Kuat dari Bom Hiroshima

Di samping dibutuhkan untuk menavigasi bencana, pegunungan menyimpan mineral tanah langka yang menjadikannya target komersial bagi penambang laut dalam. Ukuran dan distribusinya pun memegang petunjuk tentang lempeng tektonik dan magmatisme.

“Gunung-gunung ini merupakan oase penting bagi kehidupan laut. “Dan mereka adalah ‘pengaduk’ yang membantu mengendalikan arus lautan berskala besar yang bertanggung jawab untuk menyerap panas dan karbon dioksida dalam jumlah besar, kata John Lowell, kepala hidrografer National Geospatial-Intelligence. (cnn/hm09)

Related Articles

Latest Articles