16.8 C
New York
Thursday, May 16, 2024

Perkembangan Kecerdasan Buatan Bakal Bikin Banyak Wanita Kehilangan Pekerjaan

New York, MISTAR.ID

Perkembangan Kecerdasan Buatan (Artificial Intelligence-AI) seperti ChaGPT, disebut bakal membuat para wanita menjadi paling berisiko kehilangan pekerjaan.

Berdasarkan satu studi yang dilakukan McKinsey Global Institute, jumlah wanita yang kehilangan pekerjaan akan tidak proporsional dengan pria. Kesimpulan studi itu juga menyebutkan bahwa para pekerja wanita bakal nyaris tereliminasi pada 2030 mendatang.

Studi yang belum lama ini dipublikasikan mengatakan, sekitar 8 dari 10 wanita akan terpaksa mencari perusahaan baru atau kehilangan pekerjaan seiring meningkatnya penggunaan AI atau otomatisasi di lingkup kerja mereka.

Julia Pollak, Kepala Ekonom di ZipRecruiter, ketika diwawancarai CNN, menyebut bahwa hasil studi itu cukup mengejutkan. Meski begitu, ia menyadari bahwa itu adalah realita yang harus dihadapi.

BACA JUGA:

Peran Pers Dinilai Tidak Bisa Digantikan Teknologi Kecerdasan Buatan

“Saya pikir, secara intuitif banyak dari kita menghargai hal itu. Akan lebih mudah untuk mengotomatisasi beberapa pekerjaan kantor dibanding pekerjaan tukang kayu, tukang listrik atau pembasmi hama — banyak dari layanan manual dan pekerjaan produksi ini lebih cenderung dikerjakan pria,” katanya.

Studi itu juga mengatakan, pekerjaan berupah rendah — mayoritas dipegang lebih banyak wanita dibanding pria– menjadi yang paling terdampak dengan kehadiran AI.

“Wanita sangat terwakili dalam pekerjaan layanan kantor dan pelanggan, yang masing-masing akan menyusut sekitar 3,7 juta dan 2,0 juta pekerjaan, pada tahun 2030,” bunyi petikan laporan tersebut mencontohkan.

Pekerjaan berupah rendah lainnya yang dipegang terutama oleh wanita yakni penjual ritel dan kasir juga akan terpengaruh, demikian halnya pekerjaan insinyur sipil.

Studi tersebut mengatakan AI akan membantu para insinyur mempercepat proses desain, memperhitungkan semua kode bangunan serta lebih sedikit melakukan kesalahan maupun pengerjaan ulang.

BACA JUGA:

Ganti Logo, X Patok US$1000 Bagi Pemegang Merk Untuk Pertahankan Centang Biru

Studi itu juga mencatat bahwa pekerja kulit hitam dan Hispanik kemungkinan besar juga harus mencari pekerjaan baru pada akhir dekade ini, berikut pekerja tanpa gelar sarjana serta para usia lanjut dan termuda.

Meski kebanyakan pekerjaan kerah biru (level rendah-red) akan digantikan AI, sebagian pekerjaan kerah putih juga mungkin kena imbasnya, dengan pengecualian tidak digantikan seluruhnya. AI akan digunakan untuk membantu mempersingkat jumlah jam kerja yang dipastikan akan berkurangnya nominal pendapatan.

Berdasarkan studi itu, wanita menjadi pihak yang paling terdampak berat dari perkembangan AI. Untuk itu, pekerja wanita disarankan mengembangkan kemampuan mereka agar relevan dengan kebutuhan tempat kerja.

Artinya, para pekerja tersebut disarankan agar bisa bekerja berdampingan dengan AI. Selain itu, studi tersebut juga menyarankan agar perusahaan merekrut dan melatih orang-orang yang berpotensi untuk belajar bekerja berdampingan dengan otomatisasi. (Mtr/hm22)

Related Articles

Latest Articles