7.2 C
New York
Friday, April 19, 2024

127 Tahun Hilang, Kadal Paling Langka ini Ditemukan di Kawasan Danau Toba

MISTAR.ID-Seratus dua puluh tujuh tahun hilang, hingga sempat dianggap punah, salah satu kadal terlangka di dunia ditemukan lagi di Kawasan Danau Toba, Sumatera Utara oleh sekelompok peneliti.

Ini adalah kadal yang dideskripsikan para ilmuwan dengan nama “kadal berhidung tanduk (nose-horned lizard)” atau Harpesaurus modiglianii Vinciguerra.

Menurut catatan modern, spesimen tunggal kadal berhidung aneh ini ditemukan pertama kali di Sumatera Utara pada 1891, lalu dideskripsikan oleh ilmuwan pada 1933.

Setelah itu, selama puluhan tahun dalam dunia sains, H. modigliani tak pernah muncul atau ditemukan. Tak heran, para ahli beranggapan kadal ini sudah punah.

Namun pada 2018 lalu, sekelompok peneliti gabungan Indonesia dan Internasional melakukan penelusuran ke Danau Toba dan sekitar kaldera. Di sanalah mereka menemukan kadal H. modiglianii.

Dengan kata lain, itu adalah kali kedua H. modiglianii ditemukan oleh peneliti, Bahkan, mereka berhasil menyusun deskripsi spesies ini dengan lebih detail.

Tim peneliti gabungan terdiri dari A.A Thasun Amarasinghe (pakar taksonomi herpert dari Research Center for Climate Change Universitas Indonesia/RCCC UI), Chairunas A. Putra (ornhitologi dan herpetologi), Desy Hikmatullah, Stefano Scali, JanJaap Brinkman, Ulrich Manthey, dan Ivan Ineich.

Menurut Thasun, kadal tersebut pertama kali dilihat oleh koleganya, Chairunas. Kadal ini termasuk dalam genus Harpesaurus, dimana hidup endemik di Indonesia dan di dalam hutan.

“Semua kadal Harpesaurus adalah kelompok kadal pohon,” kata Thasun kepada Kompas.com melalui sambungan telepon, Selasa (26/5/20).

Harpesaurus terdiri dari enam spesies. Selain H. modiglianii Vinciguerra dari Sumatera, ada H. beccarii Doria, H. brooksi, H. ensicauda Werner dari Pulau Nias, H. tricinstus dari Pulau Jawa, dan H. borneensis dari Kalimantan.

Berbeda dengan kelima kerabatnya, H. modiglianii memiliki ciri khas yang menonjol, yakni hidungnya runcing dan tipis menyerupai tanduk.

Habitat

Thasun bercerita, catatan pertama tentang H. modiglianii menyebutkan bahwa kadal itu ditemukan di Sumatera Utara. Namun tidak jelas di sebelah mana lokasi penemuannya.
“Disebutkan, (H. modiglianii) ditemukan di Sumatera Utara (tahun 1891). Tapi dulu kan lokasinya tidak jelas seperti sekarang. Mungkin sekitar Danau Toba,” kata dia.

Ketika menelusuri hutan sekitar Danau Toba dua tahun lalu, Thanus dan tim menemukan H. modiglianii sedang tidur di cabang pohon yang rendah. Ketinggian tanahnya 1.675 meter di atas permukaan laut. Kadal ini berjenis kelamin jantan.

Sayangnya, habitat kadal langka ini sudah terancam rusak. “Saat kami temukan, di sekitar habitat H. modiglianii banyak pohon-pohon yang ditebangi,” ungkapnya.

Thanus berharap, pemerintah setempat dapat memberikan proteksi untuk habitat H. modiglianii. Tujuannya tak lain supaya kadal berhidung tanduk tetap dapat terlindungi dan tidak punah.

Metode Penelitian

Dalam laporan yang terbit di jurnal Taprobanica edisi 21 Mei 2020, dijelaskan bahwa tim memeriksa spesimen H. modiglianii di empat negara.
Pertama, Muséum national d’histoire naturelle (Reptil & Amfibi) di Paris, Prancis (MNHN-RA).

Kedua, Museo Civico di Storia Naturale di Genova, Italia (MSNG). Ketiga, Zoologisches Forschungsmuseum Alexander Koenig di Bonn, Jerman (ZFMK). Keempat, Museum Zoologi, Pusat Penelitian untuk Perubahan Iklim, Universitas Indonesia (UIMZ).

“Kami menggunakan mikroskop Leicawild M3Z dan ZEISS DCR untuk memeriksa morfologi eksternal spesimen dan kamera digital Canon EOS 7D SLR untuk mengambil foto,” tulis Thanus dan timnya di laporan penelitian.

Ciri-ciri

H. modiglianii jantan (Herpitolog Chairunas A. Putra)

Dipaparkan pula dalam laporan tersebut, H. modiglianii memiliki sejumlah ciri-ciri pembeda. Pangkal ekornya gembung, sisiknya pada area post cloacal kecil, runcing, dan halus, sementara sisik ventral pada ekor memiliki bentuk yang membesar dan warna yang sangat pudar.

“Sisik dorsal pada ekor sedikit lunak, tumpang tindih, mengarah lurus ke belakang, lekukan membentuk punggung paralel,” tulis tim.

H. modiglianii yang ditemukan Thanus dan timnya berwarna hijau. Namun, “duri” di punggung berwarna kekuningan.

Selain itu, ada juga bercak cokelat kemerahan di bawah mata, bawah tympanum, bahu, dan lengan atas. Thanus mengungkap ada perbedaan ciri antara H. modiglianii jantan dan betina. Hanya kadal jantan yang punya tanduk di hidung, sementara spesies betinanya tidak.

Menurut Thanus, kadal ini pelan-pelan kalau berjalan. Selain itu, kadal ini juga punya kemampuan serupa seperti beberapa kerabatnya, yaitu mengubah warna tubuh. Dalam beberapa menit H. modiglianii bisa berubah warna dari hijau ke merah kecokelatan.

“Kalau dia kaget, dia berubah warnanya,” ungkapnya.

Riset Lebih Lanjut

(Herpitolog Chairunas A. Putra) Ketika Thanus dan tim melakukan eksplorasi, mereka hanya menemukan dua individu H. modiglianii. Individu pertama yang ditemukan mati.

Beberapa hari kemudian, individu kedua ditemukan sedang tidur. Namun untuk saat ini, mereka belum tahu berapa jumlah populasi H. modiglianii.

Thanus mengatakan, butuh survei dan eksplorasi lanjutan untuk mengetahui berapa banyak kadal H. modiglianii di area tersebut.(kompas.com/hm01)

Related Articles

Latest Articles