21.5 C
New York
Saturday, June 29, 2024

Proposal Gencatan Senjata Biden, Akhir dari Standar Ganda AS?

Kekejian yang Tak Tergambarkan

Tak ada kata yang tepat untuk menggambarkan kekejian Israel terhadap rakyat Gaza maupun Palestina.

Bahkan, aktivis Yahudi, Norman Gary Finkelstein, mengatakan apa yang telah dilakukan pemerintahan dan kabinet perang Benjamin Netanyahu di Gaza, jauh lebih keji dibanding perbuatan Nazi Jerman pimpinan Hitler terhadap etnis Yahudi pada Perang Dunia II.

Finkelstein–yang kedua orang tuanya tewas dalam tragedi kemanusiaan ‘Holocaust’–mengatakan, “Tidak ada kata yang tepat untuk menggambarkan perbuatan Israel selain ‘genosida’ (pemusnahan etnis)”.

Dalam hal pemungutan suara DK PBB ini, Amerika Serikat, Israel dan para sekutu garis kerasnya terpaksa harus mengakui ‘kemenangan’ Hamas atas desakan internasional.

Proposal gencatan senjata AS diajukan setelah rentetan ribuan protes serta penolakan bergolak di seluruh dunia.

Standar ganda yang diterapkan AS terhadap Palestina dan Gaza dihujat sejumlah negara serta dicaci-maki aktivis di seluruh dunia, dan bahkan di dalam negeri sendiri.

Politik ‘Muka Tembok’ alias standar ganda AS, akhirnya dengan berat hati harus diakhiri di Gaza.

AS pun berdalih, bahwa serbuan Israel tak kenal belas kasih ke Gaza dan Palestina tidak sesuai dengan kaidah perang. Padahal, seluruh serangan membabi-buta Negara Zionist tersebut mendapat dukungan penuh pemerintahan Biden.

Pernyataan AS itu seakan meniadakan beberapa proposal gencatan senjata yang sebelumnya telah diajukan ke DK PBB.

Sejumlah proposal gencatan senjata sebelumnya telah langsung diveto AS maupun kedua sekutu kerasnya, Inggris dan Prancis–dua dari lima negara pemilik hak veto di DK PBB.

Tapi, ini harus dilakukan AS untuk menyelamatkan wajah mereka sebagai ‘Polisi Dunia’.

Mengutip Reuters, pejabat senior Hamas Sami Abu Zuhri, yang berbasis di luar Gaza, mengatakan bahwa Hamas menerima resolusi gencatan senjata dan siap untuk bernegosiasi mengenai hal-hal yang lebih spesifik.

Hal ini, menurut dia, membutuhkan formula khusus terkait penarikan total pasukan Israel dari Gaza, serta pertukaran sandera antara kedua belah pihak.

“Pemerintah AS menghadapi ujian nyata untuk melaksanakan komitmennya dalam memaksa penjajah Israel untuk segera mengakhiri perang sebagai implementasi dari resolusi Dewan Keamanan PBB,” kata Abu Zuhri.

Blinken, mengatakan bahwa pernyataan Hamas tersebut merupakan “satu tanda yang penuh harapan”. Masih dibutuhkan pernyataan lebih tegas dari pimpinan Hamas di wilayah Gaza yang dikepung Israel.

“Itulah yang terpenting, dan itulah yang belum kita dapatkan,” katanya.

Tidak Ada Optimisme

Optimis? Tidak! Pernyataan Blinken tersebut dinilai masih berbau standar ganda. Apalagi, AS adalah sekutu utama dan pemasok senjata terbesar Israel.

Di Jalur Gaza sendiri, mayoritas warga Palestina pesimis menanggapi hasil pemungutan suara DK PBB tersebut. Mereka khawatir hal gencatan senjata tidak akan berhasil.

“Kami hanya akan percaya jika kami melihatnya,” kata Shaban Abdel-Raouf (47) tahun, seorang pengungsi yang berlindung di pusat kota Deir Al-Balah– salah satu target serangan Israel, dikutip dari Reuters. (*)

Related Articles

Latest Articles