6.6 C
New York
Friday, March 29, 2024

Pemuda dan Kepemimpinan  

MISTAR.IDIr Soekarno Mengatakan; “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncang dunia”.

Garis Lintas

Sosok pemuda bagi masa depan suatu bangsa adalah hal yang sangat penting bagi keberlangsungannya. Pemuda adalah pemegang tunggal estafet pembangunan bangsa. Pemuda menjadi sumber daya strategis sekaligus pelaku potensial untuk sebuah hasil mengejutkan.

Pemuda merupakan insan-insan pelaku perubahan masa depan. Untuk itu mereka membutuhkan pembimbingan, pengajaran dan pelatihan dari orang-orang yang ahli dalam bidangnya.

Para ahli, pakar dan cendikiawan nasionalis dengan berbagai metode dan pendekatan akan mengubah mindset para pemuda menjadi pemimpin masa depan bangsa. Hal ini bukan menjadi ilusi namun menjadi cita-cita luhur kemerdekaan demi Indonesia Raya Jaya.

Baca Juga: Kedudukan Mahasiswa dalam Pilkada 2020

Pemuda sebagai calon pemimpin bangsa telah memperoleh didikan, arahan, ajaran dan pengertian dari orang tua melalui jalan-jalan kehidupan labirin kehidupan bersama. Modal dasar ini membentuk karakter dan wawasan yang mendasari ciri dan watak mereka. Terlebih lagi masyarakat kita adalah masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan budaya maka wajarlah apabila setiap pemuda telah memiliki dasar karakter dan wawasan baik sebagai bekal pembimbingan, pengajaran dan pelatihan kepemimpinan.

Namun rutinitas yang dianggap biasa dan badai informasi yang dicermati luar biasa menjadi penghambat dan bahkan penghalang tidak maksimalnya pelaksanaan pembimbingan, pengajaran dan pelatihan orang tua kepada pemuda sebagai calon pemimpin masa depan.

Degredasi ini terjadi dari masa anak-anak para pemuda. Bukti degredasi ini diawali dari jenjang anak-anak yang terbukti dari trend orang tua yang menyerahkan anak-anak kepada para pengasuh, kepada tempat-tempat penampungan anak dan pendidikan anak usia dini.

Baca Juga: Rumah Baca Mutiara Bangsa, Gudangnya Ilmu

Seluruh trend ini seolah olah menjadi ciri masyarakat modern namun disisi lain telah merenggut quality time antara orang tua dan anak yang merupakan modal kuat yang mendasari pembentukan karakter dan ciri pemuda. Seyogianya rutinitas itu jangan dianggap biasa dan dapat digantikan oleh orang tua asuh, pendidikan usia dini, dan lembaga-lembaga pengasuh. Badai informasi yang diterima anak-anak baik melalui media online, media TV dan media cetak seharusnya melalui pendampingan dan kontrol dari orang tua.

Dalam rutinitas bermain bersama antara anak-anak, orang tua dengan anak-anak, anak-anak dengan kakak-kakaknya merupakan satu wadah organik membangun karakteristik dan wawasan anak-anak. Filterisasi dan pendampingan mengenal dan menggunakan berbagai media yang ada saat ini juga merupakan wadah pendamping pembangunan karakteristik dan wawasan anak-anak.

Sigmund Freud mengatakan masa anak-anak itu adalahh masa emas yang merupakan masa-masa penentu yang membangun dasar dan tiang karakter dan wawasan anak-anak, sejatinya semua masa-masa itu diperoleh anak-anak bersama dengan orang tua masing-masing.  Dalam rutinitas harian tersebut terdapat banyak kesempatan dan waktu pembentukan karakteristik dan wawasan anak-anak, calon pemuda, calon pemimpin bangsa.

Baca Juga: Cegah Radikalisme, Pemuda Harus Merawat Perbedaan

Pemuda saat ini tidak lagi mengenal bambu runcing dan perang gerilya. Mereka lebih banyak bergelut dengan teknologi dan pendidikan. Lebih banyak waktu para pemuda untuk melaksanakan rutinitas pendidikan formal dan kursus. Banyak pemuda tidak lagi mengenal nilai-nilai perjuangan yang dikumandangkan dalam sumpah pemuda. Konten pergaulan pemuda saat ini adalah keberagaman fasilitas dalam sosial media yang terdaftar di dalam smartphone masing-masing.

Mengindentifikasi pemuda jaman now adalah dengan cara, kepemilikan fasilitas yang tersedia di dalam smartphone seperti: game, facebook, IG, WA, TikTok dan App lainnya. Seolah-olah seorang pemuda dikategorikan dan didefinisikan oleh ciri kepemilikan smartphone.

Ada apa dengan Kepemimpinan?

Dari zaman ke zaman, topik kepemimpinan selalu menjadi tema yang menarik dan unik untuk dikaji, diperdalam, dan diperbincangkan. Mengapa? Karena sangat berkaitan erat dengan hal-hal mendasar dan fundamental yang langsung bersentuhan dengan perubahan-perubahan ideal ke arah yang lebih baik di masa sekarang dan juga mendatang.

Baca Juga: NADIEM KATAKAN SIAP BERIKAN KESEMPATAN PADA GENERASI MUDA

Perhatian kepemimpinan dalam hal ini adalah pewarisan nilai-nilai luhur kepemimpinan para pahlawan sehingga mampu survive dalam mengatasi pandemi Covid-19 maupun mengatasi berbagai badai arus informasi teknologi.

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa pahlawannya oleh karena itu pewarisan sejarah dan pemahaman nilai-nilai perjuangan para pahlawan merupakan esensi perjuangan agar Negara Indonesia boleh senantiasa menjadi Negara yang besar.

Pemimpin yang memiliki integritas didukung oleh 6 pilar karakter, yaitu kejujuran, keadilan, kepedulian, kearifan (atau kebijaksanaan), hemat, dan tanggung jawab. Banyak contoh tauladan dan tokoh-tokoh penting yang memiliki kepemimpinan berintegritas dan berkarakter, seperti Muhammad Hatta, Muhammad Natsir, Sultan Hemengkubuwono IX, Buya Hamka, dll.

Baca Juga: Generasi Milenial Harus Bijak Serap Informasi Halal

Pewarisan ini tidak cukup dengan mata pelajaran sejarah pada bangku kuliah, namun perlu tindak lanjut seperti pengaktifan kelompok-kelompok diskusi pada ruang-ruang publik. Hal ini dilaksanakan bersama antara para pemerhati, orang tua, tokoh, ahli dan cendikiawan bersama-sama dengan para pemuda. Tujuan luhurnya adalah aplikasi adaptive yang applicable menjawab segala situasi dan kondisi permasalahan nyata yang dihadapi.

Pemuatan, pembimbingan, pengajaran, pelatihan dan pembentukan pemuda bangsa ini menjadi tanggung bersama. Oleh karena itu, kesadaran dan kepeduliaan bersama ini harus menjadi dasar tugas tulus, dan ini tanpa tanda jasa. Kegiatan ini harus menjadi agenda pribadi dan kelompok demi bangsa Indonesia Raya yang Jaya. (Penulis: Uci Nursanty Haloho, Prodi Pendidikan Bahasa Inggris Universitas HKBP Nommensen Pematangsiantar)

 

 

Related Articles

Latest Articles