Oleh: Anwar Suheri Pane
Donald Trump dipastikan kembali melenggang ke Gedung Putih sebagai presiden ke-47 Amerika Serikat (AS) usai meraih kemenangan di pemilihan umum (pemilu) 5 November 2024 kemarin.
Hingga Kamis (7/11/24), berdasarkan exit poll sejumlah lembaga survei ternama di AS, Donald Trump sudah meraih 295 electoral college dari 538 yang diperebutkan.
Selain itu, Trump juga meraih lebih dari 72 juta popular votes atau jumlah suara pemilih, jauh unggul di atas Kamala Harris yang hanya meraih sekitar 64 juta.
Hal ini sangat jauh berbeda dengan ketika Trump mengalahkan Hillary Clinton pada pemilu AS 2016 silam. Saat itu, meski menang dalam perolehan electoral college, berdasarkan data Wikipedia, Trump masih kalah 2.868.686 suara dalam popular votes dari Hillary Clinton.
Hasil pemilihan presiden, Rabu (5/11/24) kemarin juga mencatat sejarah bahwa hanya pria yang mendominasi posisi tertinggi di Gedung Putih selama lebih dari 200 tahun, yakni sejak deklarasi kemerdekaan AS pada 1774 silam.
Catatan unik lainnya adalah, dua kali kemenangan Trump adalah atas lawan wanita. Donald Trump kalah ketika berhadapan dengan Joe Biden pada pilpres 2020.
Baca juga: Masinton Gagal Mendaftar, Tim Kedan: Jangan Ada Penggiringan Opini
Selain itu, Donald Trump juga mencatat sejarah menjadi orang kedua yang mampu memenangkan pemilu AS usai keluar dari Gedung Putih, setelah Presiden Grover Cleveland pada tahun 1892.
Bagi banyak perempuan AS — yang sebagian besar mendukung Kamala Harris pada pilpres 2024 — kekalahan ini terasa sangat pahit dan menyesakkan. Kandidat wanita kalah untuk kedua kalinya, dan hanya berselang dua tahun setelah hak aborsi dicabut di banyak negara bagian.
Kemenangan seorang calon presiden dengan catatan panjang masalah terkait gender, dirasakan sangat brutal oleh banyak perempuan di AS.
Untuk diketahui, tahun lalu Trump dinyatakan bertanggung jawab atas pelecehan seksual. Sebelumnya dia juga pernah terekam membanggakan diri ketika meraba seorang wanita.