Banda Aceh, MISTAR.ID
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy berharap, venue yang digunakan untuk Pekan Olahraga Nasional (PON) 2024 di Aceh-Sumatera Utara dapat mendukung keberlanjutan pembinaan atlet di Aceh.
Pada Kamis (5/9)/29, Effendy menyampaikan peringatan Presiden Joko Widodo agar pembangunan arena tidak terlalu besar agar perawatan pasca-PON dapat terlaksana dengan baik dan produktif bagi pembinaan atlet.
“Kapasitas stadion (Stadion Harapan Bangsa) sekitar 14 ribu. Ini sesuai arahan presiden. Stadion tidak boleh terlalu besar untuk perawatan dan pemanfaatan pasca-PON,” kata Menko PMK.
Baca juga:Besok Kirab Api PONÂ XXIÂ Tiba di Batu Bara, Arus Lalin Jalinsum Dialihkan
Hal itu disampaikan Effendy saat meninjau persiapan upacara pembukaan PON Aceh-Sumatera Utara 2024 pada 9 September di Stadion Harapan Bangsa, Banda Aceh.
Ia menjelaskan, seluruh gelanggang olahraga yang dibangun dalam agenda olahraga empat tahunan tersebut sudah sesuai dengan standar nasional, bahkan ada yang berstandar internasional, termasuk Stadion Harapan Bangsa.
“Saya kira ini stadion yang ideal untuk Aceh. Saya kira bisa dimanfaatkan secara optimal pasca PON,” ujarnya.
Menpora optimistis seluruh gelanggang olahraga yang dibangun untuk PON tetap berfungsi setelah PON selesai dan tidak dibiarkan terbengkalai tanpa perawatan pasca PON.
Baca juga:Hari ke-4 PON XXI, Venue di Toba Belum Dibenahi
“Kita harus manfaatkan pasca PON, terutama untuk pembinaan dan peningkatan prestasi generasi muda berbakat di Aceh, khususnya talenta-talenta olahraga,” ujarnya.
PON 2024 akan diselenggarakan di 10 kabupaten/kota di Aceh, yakni Kota Sabang, Banda Aceh, Aceh Besar, Aceh Utara, Aceh Timur, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Tenggara, dan Pidie.
Di sisi lain, Effendy mengimbau masyarakat Aceh untuk ikut meramaikan pesta olahraga nasional tersebut dengan menyaksikan berbagai pertandingan yang tersebar di sejumlah daerah.
“Dengan beberapa pertandingan PON di Aceh, kami berharap seluruh Provinsi Aceh dapat menikmati pesta olahraga ini, yang mungkin tidak akan diadakan di Aceh selama 30 tahun ke depan,” ungkapnya.(antara/hm17)
