Jadi Petani Sangat Menjanjikan, Harga Andaliman Per Kilo Stabil Ratusan Ribu
![journalist-avatar-top](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=64&q=75)
![jadi_petani_sangat_menjanjikan_harga_andaliman_per_kilo_stabil_ratusan_ribu](/_next/image?url=https%3A%2F%2Ffiles-manager.mistar.id%2Fuploads%2FMISTAR%2F09-02-2025%2Fjadi_petani_sangat_menjanjikan_harga_andaliman_per_kilo_stabil_ratusan_ribu_2025-02-09_17-17-42_4199.jpg&w=1920&q=75)
Andaliman yang dijual di Pasar Porsea. (f:nimrot/mistar)
Toba, MISTAR.ID
Menjadi petani andaliman sesungguhnya lebih menjanjikan dibandingkan menjadi petani cabai untuk kabupaten di sekitaran Danau Toba. Jika dilihat perbandingan harga kedua bumbu masakan sangat jauh berbeda.
Untuk Kabupaten Toba, Provinsi Sumatera Utara, saat ini, harga cabai merah per kilonya Rp60.000 dan cabai rawit per kilonya Rp70.000. Sementara harga andaliman per kilonya Rp200.000. Dimana harga andaliman selalu di angka Rp100 ribu keatas per kilonya.
Petani Desa Amborgang Kecamatan Porsea Kabupaten Toba, Esron Sinurat sangat ingin menjadi petani andaliman karena harganya sangat menjanjikan, bahkan saat Natal dan Tahun Baru harga bisa melambung tinggi, harga per kilonya mencapai Rp450.000.
Dia mengakui pernah mencoba menanam andaliman di desanya dengan harapan menjadi pemasok andaliman dari Kecamatan Porsea untuk mengimbangi andaliman dari Kecamatan Habinsaran. Demikian juga orang Habinsaran yang memiliki lahan di Desa Amborgang.
"Pertumbuhan pohon andaliman sangat baik dan berbuah lebat. Tetapi entah dimana salahnya baru dua kali panen pohon langsung kering dan mati," ujar Esron, Minggu (9/2/25).
Janner Manurung mengatakan seandainya andaliman dapat tumbuh subur dan bertahan lama untuk dipanen seperti di Kecamatan Habinsaran, tentunya dapat menanggulangi musim trek (sambang) buah andaliman di bulan-bulan tertentu.
"Hingga kini kita belum mengetahui secara pasti penyebabnya. Bila dikatakan faktor kesuburan tanah, tanah di Porsea tidak kalah dengan Habinsaran kesuburannya," ucap Janner.
Petani di Kecamatan Porsea dan secara menyeluruh di Kabupaten Toba berharap peran pemerintah khususnya Dinas Pertanian Toba mencari penyebabnya semisal melakukan riset terhadap tanaman endemik andaliman sehingga dapat tumbuh subur di seluruh kabupaten ini.
Sebelumnya, Dinas Pertanian Toba menyebut selain tidak ada anggaran juga keterbatasan ilmuwan yang dimiliki untuk melakukan penelitian. Kendati pernah pihak kementerian akan menganggarkan untuk penelitian dan sudah turun langsung ke Kecamatan Habinsaran. Namun semua program dari kementerian terputus karena anggaran dialihkan untuk menanggulangi dampak pandemi covid. (nimrot/hm18)
PREVIOUS ARTICLE
Tenaga PPPK Dinas Pertanian Sergai Diduga Lakukan Pungli![journalist-avatar-bottom](/_next/image?url=%2Fimages%2Fdefault-avatar.png&w=256&q=75)