23.8 C
New York
Monday, August 5, 2024

Pengentasan Stunting di Samosir, Harus Ada Intervensi dan Laporan

Samosir, MISTAR.ID

Pengentasan stunting di Kabupaten Samosir membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh stakeholder dan harus harus dilakukan secara terpadu disertai intervensi dan laporan terpadu.

Hal itu diutarakan Wakil Bupati Samosir Martua Sitanggang dalam rapat koordinasi tim percepatan penurunan Stunting Kabupaten Samosir bersama Tim percepatan penurunan stunting Sumatera Utara, dalam rangka monitoring dan evaluasi implementasi tindak lanjut intervensi sasaran untuk mendorong percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir tahun 2024, Senin (5/8/24) di Aula Kantor Bupati Samosir.

Martua Sitanggang mengatakan intervensi serentak pencegahan stunting merupakan aksi bersama dalam pencegahan stunting melalui pendataan, penimbangan, pengukuran serta edukasi bagi seluruh ibu hamil, balita dan calon pengantin.
Baca juga:Srikandi Pujakesuma Diharapkan Mampu Berperan Tangani Stunting

Ia menjelaskan tujuan dari gerakan intervensi serentak adalah untuk meningkatkan cakupan kunjungan sasaran ke posyandu dalam melakukan deteksi dini masalah gizi dan edukasi terkait pencegahan stunting serta melakukan tindakan intervensi segera kepada sasaran yang mengalami masalah gizi berdasarkan hasil verifikasi yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan di puskesmas.

“Sistem pelaporan, agar tidak ada kekeliruan dalam analisis data dan permasalahan. Sebagai dasar perencanaan, intervensi yang efektif dan tepat sasaran, penting keakuratan dan keterpaduan data,” ujarnya

Dikatakannya, dalam tahapan percepatan penurunan stunting di Kabupaten Samosir, untuk mewujudkan derajat kesehatan yang baik, dukungan dan kerjasama seluruh lintas sektor sangat dibutuhkan.

Baca juga:Seberapa Penting Cek Nutrisi Anak untuk atasi Stunting? Begini Kata Dokter Anak

Tim percepatan penurunan stunting Provinsi Sumatera Utara, M Yusuf Nasution menyampaikan bahwa dari hasil pelaksanaan intervensi serentak di Kabupaten Samosir jumlah kader terlatih sangat rendah dan banyak yang belum terlatih.

“Rendahnya realisasi BOK PMT lokal yaitu 5,84% per tanggal 21 Juli 2004, alat antropometri sebanyak 230 belum terkalibrasi dan masih rendahnya intervensi pada balita bermasalah gizi dalam intervensi serentak pada Juni 2024 yaitu 123 (3,70%),” bebernya.

Ia menyebutkan penurunan stunting di Kabupaten Samosir cenderung menurun dengan tren positif.(josner/hm17)

Related Articles

Latest Articles