2.3 C
New York
Monday, January 13, 2025

Pemkab Tapteng dan BBPVP Kemnaker Jalin MoU Upaya Penanggulangan Pengangguran

Tapteng, MISTAR.ID

Pemkab Tapanuli Tengah (Tapteng) menjalin kerja sama dengan Balai Besar Pelatihan Vokasi dan Produktivitas (BBPVP) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) sebagai upaya penanggulangan pengangguran.

Kerja sama itu ditandai dengan penandatangan naskah Memorandum of Understanding (MoU) oleh Sekretaris Daerah (Sekda) Tapteng Erwin Hotmansah Harahap dengan Kepala BBPVP Medan Faried Abdurahman Nur Yuliono di Gedung Serbaguna BBPVP Medan, pada Selasa (19/11/24).

Erwin mengatakan, penandatanganan naskah kesepahaman bersama itu akan menjadi dasar untuk bersinergi dalam upaya penanggulangan pengangguran.

Baca juga:Hingga Agustus 2024, Tingkat Pengangguran di Sumut Alami Penurunan

“Melalui MoU ini pula, pelatihan vokasi dapat disesuaikan dengan potensi daerah masing-masing, sehingga meningkatkan tingkat penempatan kerja baik formal maupun informal atau wirausaha,” katanya.

Sekda menjelaskan, saat ini berada di zaman yang terus berubah, di mana teknologi terus berkembang dengan cepat, membawa perubahan signifikan dalam cara bekerja, belajar, dan berinteraksi.

“Untuk memastikan bahwa kita tetap relevan dan mampu bersaing di pasar kerja yang semakin kompetitif, sangat penting untuk terus meningkatkan keterampilan dan pengetahuan,” jelasnya.

Sedangkan Faried mengungkapkan, menyangkut tingkat pengangguran, bonus demografi yang diperkirakan akan dicapai pada tahun 2045 memiliki dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang.

Baca juga:Pengangguran Masih Jadi Hambatan Pertumbuhan Ekonomi di Era Prabowo

“Bisa menjadi keuntungan. Namun bisa juga menjadi beban negara jika tidak dikelola dengan baik,” katanya.

Ia menjelaskan, melihat dari jumlah pengangguran terbuka saat ini yang berjumlah 7,86 juta orang atau 5,32 persen dari jumlah angkatan kerja, data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2023, terdapat beberapa kemungkinan penyebab hal ini terjadi.

“Dari sisi supply, penyebabnya adalah kompetensi dan produktivitas tenaga kerja yang rendah juga mengakibatkan skills mismatch. Sedangkan dari sisi demand, peningkatan jumlah lowongan pekerjaan baru yang tersedia belum mampu mengimbangi penambahan jumlah angkatan kerja,” jelasnya.

Menurutnya, mayoritas pencari kerja saat ini adalah tamatan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yang mencapai 9,42 persen dari total pengangguran. Ini menggambarkan bahwa dunia pendidikan khususnya di tingkat SMK masih belum mampu memperlengkapi generasi muda untuk siap bersaing di dunia kerja.

“Kurikulum yang tidak mengikuti perkembangan di pasar kerja serta porsi praktek pembelajaran menggunakan sarana prasarana pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan industri harus ditingkatkan,” ungkap Faried.

Baca juga:Efektif Tekan Pengangguran, DPRD Harap Pemko Medan Rutin Gelar Job Fair

BBPVP Medan, lanjut Faried, memiliki peran yang sangat penting sebagai lembaga pelatihan yang berkualitas dan terpercaya. Balai ini telah menjadi tempat yang menawarkan berbagai program pelatihan yang dirancang untuk memperkuat kemampuan tenaga kerja dalam berbagai bidang, khususnya di bidang pariwisata dan konstruksi. Mulai dari keterampilan teknis hingga soft skills yang dibutuhkan di dunia kerja.

“Saat ini kita telah menyelesaikan pelatihan berbasis kompetensi yaitu program teknisi instalasi tenaga dan operator forklift yang ditujukan bagi para pencari kerja di Medan dan sekitarnya,” sebutnya.

Selain itu, Faried mengatakan, pihaknya juga telah menyelesaikan pelatihan kerja sama dengan Sekretariat ASEAN dan Kadin Korea Selatan (Korsel).

Ia menilai, kesuksesan pelatihan diharapkan dapat mencetak tenaga kerja yang kompeten dan siap bersaing di level internasional. (feliks/hm16)

Related Articles

Latest Articles