Tapteng, MISTAR.ID
Aktivis pegiat anti korupsi Sumatera Utara (Sumut), Ribu Simatupang meminta Kejaksaan Agung (Kejagung) dan Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu) agar kasus dugaan korupsi Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) di Dinas Kesehatan (Dinkes) Tapanuli Tengah (Tapteng), jangan didiamkan begitu saja.
“Masyarakat Tapanuli Tengah sangat menantikan perkembangan kasus tersebut hingga ke proses persidangan, sehingga ada efek jera bagi oknum-oknum yang terlibat, maupun oknum di dinas lainnya di lingkup Pemkab Tapteng,” ujarnya kepada Mistar di Pandan, Jumat (28/6/24).
Sebelumnya, Ribu Simatupang mengapresiasi tugas Kejaksaan Agung dan Kejatisu yang sudah memeriksa belasan orang saksi yang mengetahui kasus BOK tersebut. Bahkan, mereka menegaskan sudah mengantongi nama yang bakalan dijadikan tersangka.
“Tetapi kita sangat menyayangkan kasus itu sepertinya hanya jalan di tempat, sebab hingga saat ini belum ada ditetapkan nama tersangkanya,” ketusnya seraya menyarankan kalau Kejaksaan tidak mampu mengusut kasus ini sebaiknya diserahkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Baca Juga :Â Kutipan BOK di Dinkes Tapteng, Sudah Berlangsung 6 Tahun
Menurutnya, kalau kasus ini tidak tuntas, maka sampai kapan pun tidak akan ada perobahan di Tapteng. “Percuma Pj Bupati Tapteng membenahi birokrasi ini, kalau pungli atau korupsi tidak tuntas,” tambahnya.
Sebelumnya, Kejagung telah memastikan penanganan terhadap oknum jaksa yang disebut-sebut menerima aliran dana dalam kasus penyelidikan kasus dugaan (BOK) tersebut.
Sementara penanganan oknum jaksa berjalan, penyelidikan kasus dugaan korupsi BOK dan Jaspel Nakes di Dinkes Tapteng juga terus bergulir di Kejaksaan Tinggi Sumatera Utara (Kejatisu).
Kejatisu dalam hal ini telah memeriksa belasan orang/saksi yang diduga mengetahui kasus tersebut. “Masih proses pemeriksaan,” terang Kepala Pusat Penerangan Hukum (Kapuspenkum) Kejaksaan Agung (Kejagung) Ketut Sumedana saat diminta tanggapannya mengenai pemeriksaan oknum jaksa, Senin (15/4/24) silam.
Sementara itu, Pj Bupati Tapteng Sugeng Riyanta yang diminta tanggapannya terkait kasus ini belum membalas WA wartawan. (rumahole/hm24)
