Menurut Natasya, kehadirannya bahkan teman-teman yang lain dari kecamatan yang jauh bisa dikatakan buang-buang waktu dan materi tanpa kesan yang berarti didapat dari pertandingan PON.
“Masih mendingan teman-teman yang lain didampingi orang tuanya, sementara saya dan mungkin teman yang lain yang datang sendiri. Terpaksa harus gigit jari menahan lapar karena tidak memiliki uang,” ujar Natasya.
Dia berharap Dinas Pendidikan memberikan kompensasi kepada para siswa karena yang mengarahkan dan meliburkan sekolah untuk datang menyaksikan PON cabor Ski Air.
Baca juga : Warga Sibolga Antusias Sambut Kirab Api PON XXI
“Setidaknya dari dinas memberikan minuman kepada kami anak didik, sebab tidak semua anak memiliki uang, contohnya seperti saya,” tandasnya.
Sementara itu, Kabid Dikdas Disdik Toba, Lamhot Sitorus mengaku dirinya tidak dapat memberikan komentar dan diminta tanyakan saja kepada Kadis.
Untuk itu, mistar.id coba menghubungi Kadis Pendidikan, Rikardo Hutajulu namun tidak dapat dihubungi karena nomor wartawan mistar.id telah diblokirnya. (nimrot/hm18)
