Kejanggalan dimaksud menurut Robinson, karena BBM dalam mobil itu merupakan kebutuhan warga petani Tanah Pinem dan diperoleh menggunakan jerigen sesuai surat rekomendasi Pemerintahan Desa. (Pemdes) Namun ditangkap dan diamankan polisi dari lokasi SPBU.
“Sejatinya pihak SPBU lah ditanya selaku yang memahami mekanisme pengisian BBM ke jerigen. Sebab warga kurang paham soal itu. Kenapa tidak pihak SPBU turut ditangkap dan diamankan selaku yang memberikan BBM. Ini janggal kan? Kalau tidak ada mekanisme, jangan dilayani. Semakin heran saya melihat penerapan aturan di negara ini,” sebut pegiat sosial itu dengan nada kesal.
Baca juga:Tiga Orang Ditetapkan Tersangka Pencurian BBM yang Sebabkan Rumah Warga Terbakar
Terpisah, pihak pengelola SPBU Tigalingga mengaku bermarga Kaban pada mistar.id menuturkan, mengisi jerigen itu berdasarkan surat rekomendasi Pemdes.
“BBM itu merupakan kebutuhan banyak warga petani, sesuai surat maka kami layani. Kalau tidak dilayani, warga bisa ribut demo ke SPBU ini,” paparnya, sembari menunjukkan sejumlah surat rekomendasi dari Pemdes.
Kaban juga membenarkan penangkapan mobil pick up L300 dari SPBU Tigalingga.
Kasat Reskrim Polres Dairi, AKP Meeston Sitepu saat dikonfirmasi membenarkan hal itu. “Betul masih proses pemeriksaan saksi-saksi oleh penyidik,” kata Meeston via pesan WA. (manru/hm`16)
