Friday, March 21, 2025
home_banner_first
SUMUT

Penggunaan Dana BOS di SMPN 1 Sianjur Mulamula: Rp10 Juta untuk Beli Pot Bunga?

journalist-avatar-top
Kamis, 20 Maret 2025 12.11
penggunaan_dana_bos_di_smpn_1_sianjur_mulamula_rp10_juta_untuk_beli_pot_bunga

Pot bunga di SMP N 1 Sianjur Mulamula diduga dibeli menggunakan dana BOS tahun 2024. (f: pangihutan/mistar)

news_banner

Samosir, MISTAR.ID

Pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) di SMP Negeri 1 Sianjur Mulamula patut dipertanyakan. Ketua ICW Korda Samosir, Saut Limbong, menilai bahwa alokasi anggaran tersebut tidak sesuai dengan prioritas yang seharusnya menjadi fokus utama sekolah.

Dikatakan Saut, harusnya Kepala Sekolah SMPN 1 Sianjur Mulamula perlu lebih bijak dan selektif dalam menggunakan Dana BOS. Menurutnya, dana BOS diberikan pemerintah dengan tujuan utama mendukung kegiatan pembelajaran, meningkatkan mutu pendidikan, dan memenuhi kebutuhan dasar siswa.

Namun, kata Saut, penggunaan dana yang tidak sesuai prioritas justru dapat memicu pemborosan dan penyalahgunaan. "Harusnya Kepala Sekolah SMPN 1 Sianjur Mulamula memperhatikan hal yang prioritas dalam penggunaan Dana BOS. Jangan sesukanya," ujarnya, Kamis (20/3/2025).

Saut mengatakan, pemanfaatan dana BOS sudah diatur dengan jelas melalui petunjuk teknis yang diterbitkan pemerintah. Alokasi anggaran tersebut mencakup pemenuhan sarana dan prasarana belajar, pembelian buku pelajaran yang relevan dengan kurikulum, pengembangan kapasitas guru, hingga pemeliharaan infrastruktur sekolah.

Menurutnya, jika ada pengeluaran yang tidak sesuai dengan ketentuan, berarti telah terjadi pelanggaran prinsip pengelolaan anggaran yang akuntabel. Saut bilang, pada tahun 2024 lalu kepala sekolah membeli pot bunga sebanyak 100 dengan total harga Rp10 juta rupiah. "Padahal pot bunga itu bukan prioritas dalam dunia pendidikan," katanya.

Saut juga secara spesifik menyoroti pengadaan buku pelajaran di SMPN 1 Sianjur Mulamula yang menurutnya belum optimal. Ia mengungkapkan bahwa masih ada buku pelajaran yang belum dibeli, padahal keberadaannya sangat penting untuk menunjang kegiatan belajar mengajar.

"Saya ketahui ada buku pelajaran yang tidak dibeli, padahal buku itu adalah prioritas. Ini menunjukkan adanya pengabaian terhadap kebutuhan dasar siswa," ucapnya.

Lebih lanjut, Saut mengkritisi pengadaan pot bunga sebanyak 100 unit dengan harga Rp100.000 per unit pada tahun 2024 lalu. Menurutnya, pembelian tersebut tidak memberikan manfaat langsung terhadap peningkatan kualitas pendidikan di sekolah.

"Itu mubazir lah, sedangkan untuk buku pelajaran tidak lengkap. Apakah pot bunga bisa meningkatkan nilai akademis siswa atau memotivasi mereka belajar lebih giat? Penggunaan dana BOS seharusnya lebih berpihak pada kepentingan siswa, bukan untuk hal-hal yang sifatnya estetika semata," tuturnya.

Saut menambahkan bahwa ICW Korda Samosir siap mengawal dan memantau penggunaan dana BOS di seluruh sekolah di Kabupaten Samosir. Jika ditemukan adanya indikasi penyimpangan atau penyalahgunaan anggaran, pihaknya berkomitmen untuk melaporkannya kepada aparat penegak hukum agar ada tindak lanjut sesuai dengan aturan yang berlaku.

"Kami mengajak masyarakat, para orang tua siswa, dan seluruh pemangku kepentingan untuk lebih peduli dan aktif memantau penggunaan dana BOS di sekolah. Ini adalah dana publik yang harus dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel," kata Saut.

Hingga berita ini dikirim ke redaksi, Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Sianjur Mulamula, Helen Pakpahan, dan bendahara sekolah Tiara Sihombing, belum memberikan tanggapan resmi. Upaya konfirmasi melalui pesan WhatsApp juga belum dibalas. (pangihutan/hm24)

REPORTER: