17.8 C
New York
Wednesday, September 25, 2024

Seberapa Valid Menguak Sejarah Lewat Metode Gaib?

Deli Serdang, MISTAR.ID

Tren menelusuri sejarah lewat metode gaib sudah ada sejak dulu. Ritual tertentu sering kali dilakukan di tempat yang dianggap keramat dan memiliki nilai sejarah untuk menggali informasi.

Tak terkecuali di makam Datuk Panglima Gocah Pahlawan, pendiri Kesultanan Deli, di Kecamatan Deli Tua, Kabupaten Deli Serdang, banyak yang melakukan ritual tersebut.

Juru kunci makam, Adi (67) menjelaskan, sudah banyak yang melakukan ritual di lokasi itu. Metodenya ada yang kerasukan, ngobrol langsung sama Datuk, dan melalui bisikan.

“Lebih lengkapnya cari aja di YouTube, banyak yang sudah menelusuri sejarah tentang Datuk. Beberapa datang dari jauh, biasanya berkelompok, ritualnya 2 sampai 3 hari,” ujarnya saat ditemui Mistar.id di area makam, kemarin.

Di tempat terpisah, budayawan sekaligus penulis beberapa buku sejarah, Handoko F Zainsam mengatakan, tradisi lisan masyarakat Indonesia sangat kuat, begitu pun dengan tradisi spiritualnya. Menurutnya, praktik seperti itu akan terus berlanjut.

Baca Juga : Gocah Pahlawan, Pendiri Kesultanan Deli yang Terlupakan

Dampaknya akan banyak cerita yang beredar di kalangan masyarakat mengenai riwayat satu tokoh dengan berbagai versi tanpa validasi yang kuat.

“Informasi atau cerita dari metode tersebut tidak bisa dijadikan sumber data primer, artinya tidak sah untuk dijadikan sejarah. Tetapi cerita-cerita itu bisa menjadi urban legend yang berkembang di sekitar masyarakat,” katanya lewat sambungan telepon, Rabu (26/6/24).

Untuk menguji kebenarannya, diperlukan penelitian lebih lanjut oleh pakar-pakar seperti ahli fiologi, arkeologi, sejarah dan lainnya, agar nantinya informasi data tersebut bisa menjadi data primer dan faktual.

“Metode-metode penggalian informasi secara gaib seperti itu tidak bisa jadi rujukan. Hanya bisa dijadikan pemicu untuk nantinya dibuktikan kebenarannya secara ilmiah. Itu pun tidak semua, hanya yang dianggap layak dengan pertimbangan tertentu,” pungkasnya. (maulana/hm24)

Syahrial Siregar
Syahrial Siregar
Alumni STIK-P Medan. Menjadi jurnalis sejak 2008 dan sekarang redaktur untuk portal mistar.id

Related Articles

Latest Articles