15.7 C
New York
Thursday, October 31, 2024

Petani Keluhkan Harga Padi Turun di Sergai, Upah Panen Malah Melonjak Tinggi

Warga juga meminta kepada Pemkab Sergai untuk dapat membantu mengatasi keluhan para petani.

“Yang jelas, kehidupan kami sehari-hari hanyalah petani yang mengharapkan dari hasil panen padi ini. Bila ini berkelanjutan, masyarakat akan takut bertani. Apalagi untuk lahan sawah seluas 1 hektar, kami hanya diberikan bantuan pupuk subsidi, 1 sak ponska dan 1 sak urea sehingga beban biaya belanja pupuk pun menjadi mahal,” tandasnya.

Di lokasi berbeda, sambung Agus, salah seorang petani menyebutkan kenaikan harga panen padi ini sudah berlangsung sejak awal Oktober 2024, padahal harga jual padi basah juga turun.

Baca juga : Harga Gabah di Tanah Jawa Berangsur Turun, Petani Mengeluh

“Bagaimana kami tidak mengeluh, harga jual padi basah yang pada bulan September 2024 senilai Rp6.200, kini harga jual padi basah hanya Rp5.600 hingga Rp5.800. Dimana peran pemerintah saat ini ? Kami berharap Pemkab Sergai jangan hanya tutup mata, lihat dan turun langsung ke lapangan agar mengetahui apa yang kami alami,” sebutnya.

Menurut warga, saat ini upah tanam, harga pupuk dan upah panen, semuanya pada naik, sementara harga jual padi menurun.

“Bagaimana kami bisa bertahan untuk membutuhi kehidupan kami sehari hari, bila dari hasil panen kali ini rezeki kami menurun. Harapan kami pemerintah dapat memberikan tambahan pupuk subsidi, alat tanam padi dan alat panen bagi para petani di Desa Sei Bamban Kecamatan Sei Bamban ini melalui kelompok petani serta dapat mengawasi harga gabah/padi yang sebenarnya. Kami sangat membutuhkannya, demi kelangsungan kehidupan para petani dan keluarga kami,” tambahnya. (damanik/hm18)

Related Articles

Latest Articles