Sergai, MISTAR.ID
Musim hujan dan angin kencang mengakibatkan petani padi di Kecamatan Sei Bamban Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) keluhkan berdampak kepada padi.
Selain sawah digenangi air, banyak batang padi yang ikut tumbang akibat diterjang angin. Kondisi ini mengakibatkan upah panen melonjak tinggi.
Harga upah panen secara manual akibat padi tumbang dengan alat mesin thresher yang biasanya Rp150.000 per rante. Kini upah panen mencapai Rp300.000 hingga Rp500.000 per rante atau tergantung kesepakatan.
Baca juga : Harga Beras Bergerak Turun di Sumut
Hal itu diungkapkan salah seorang petani inisial S yang tinggal di Dusun XVII Hapoltahan Nauli Desa Se’i Bamban Kecamatan Se’i Bamban Kabupaten Sergai kepada awak media di sela-sela panen padinya, Kamis (31/10/24).
Anehnya, lanjutnya, upah panen padi juga terjadi kepada petani yang menggunakan alat mesin panen padi combine harvester atau yang dikenal dengan odong-odong.
Harga panen yang biasanya pada panen musim lalu dengan alat odong-odong senilai Rp100.000 hingga Rp110.000 per rante namun kini juga mencapai Rp150.000 hingga Rp250.000 per rante, padahal padi di sawah tidak tumbang.
“Sudah hasil panen kurang akibat cuaca yang kurang baik pada panen kali ini, kami para petani juga harus membayar upah panen padi yang mahal. Hal ini membuat kami pusing dan mengeluh. Apalagi harga jual padi basah pun menurun,” ucapnya.