Deli Serdang, MISTAR.ID
Pihak Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Namorambe bersama Puskesmas setempat terus melakukan pemantauan pertumbuhan anak stunting setiap 2 hari sekali. Termasuk rumah dan lingkungan anak tersebut.
Jika data awal tahun 2024 terdapat 8 kasus anak stunting di Kecamatan Namorambe, tapi setelah dilakukan intervensi atau pengukuran ulang secara serentak, kini sudah tinggal 5 anak, di mana 2 orang memang ada penyakit bawaan dari lahir.
“Ketiga anak stunting itu terus dipantau pertumbuhannya, termasuk lokasi rumah dan lingkungannya. Namun 2 anak yang menderita penyakit bawaan lahir tersebut tetap juga kita pantau,” kata Camat Namorambe, Febri Gurusinga, pada Kamis (13/6/24).
Baca juga:Pj Bupati Pantau Intervensi Serentak Pencegahan Stunting di Taput
Terpisah, Kepala Puskesmas (Kapus) Namorambe, Asrat Junita Barus menambahkan, pihaknya juga memberi makan tambahan seperti susu, telur dan albumin (vitamin pertumbuhan perbaikan gizi anak).
“Kita bersama Forkopimcam juga turun bersama guna memantau pertumbuhan anak stunting. Termasuk menyerahkan bantuan makanan tambahan. Bantuan makanan tambahan itu juga kita berikan kepada lansia berupa beras, susu dan telur,” paparnya.
Asrat juga menjelaskan, dirinya bersama staf Puskesmas Namorambe juga menggalang donasi sebesar Rp 5.000 setiap hari Senin. Uang donasi tersebut mereka gunakan untuk membeli susu, telur, beras dan makanan tambahan untuk anak stunting maupun lanjut usia (lansia).
“Donasi ini tidak ada paksaan dan kita sampaikan kepada 89 orang staf pada saat apel pagi. Tujuan kita untuk membantu anak stunting dan lansia serta penderita TBC yang masih dalam pengobatan,” tuturnya.
Baca juga:Susanti Dorong 16 Kelurahan di Siantar Tuntaskan Rembuk Stunting
Ia juga berharap, program kepedulian terhadap anak stunting, lansia dan penderita TBC tersebut dapat terus berlanjut. Sehingga meringankan beban bagi sasaran yang membutuhkan.
Ketika ditanya apakah penyaluran dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) untuk petugas kesehatan atau bidan sudah tersalurkan, Asrat mengatakan, langsung ditransfer dari Dinas Kesehatan (Dinkes) kepada petugas yang bersangkutan.
“Dana BOK itu kan murni untuk petugas, kita tak mencampuri pencairan. Dan gak boleh ada kutipan apapun, baik dari Dinkes maupun Puskesmas. Itu boleh ditanya kepada penerima,” ungkapnya.
Sementara Camat Lubuk Pakam, Rio Lakadewa menambahkan, awalnya jumlah anak diduga stunting di daerah yang dipimpinnya ada 44 orang. Namun setelah dilakukan pengukuran ulang secara serentak dan telah dicek dokter spesialis anak, kini tinggal 25 anak stunting ataupun resiko stunting.
Baca juga:Agar Terhindar Stunting, Gizi Anak Deli Serdang Harus Terpenuhi
Seperti di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Pakam, awalnya 24 anak dicurigai stunting. Kemudian di Puskesmas Pagar Jati terdapat 10 anak. Namun pada 13 Juni 2024, setelah dikonsultasi ke RSUD Amri Tambunan, di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Pakam ada 11 anak stunting, sedangkan 14 tetap dinyatakan resiko stunting.
“Terhadap 25 anak stunting maupun resiko stunting, kita terus lakukan pemantauan ke rumah-rumah setiap 2 hari sekali. Bahkan, di Puskesmas sudah ada kartu kendali anak untuk melihat perkembangan anak,” tandas Rio. (rinaldi/hm16)