Karo, MISTAR.ID
Para joki kuda di dataran tinggi wilayah pegunungan tepatnya di Kota Berastagi, Kabupaten Karo masih meringkik merasa kesepian, atas kehadiran para wisatawan menginjakan kaki di wilayah udara sejuk alam pegunungan.
Terlihat di wilayah Pajak Buah Berastagi, yang kerap diduduki para joki kuda tunggang, dan sado guna menjajakan jasa kudanya kepada para wisatawan, kebanyakan mondar mandir tanpa ada sewa wisatawan.
Sesekali joki kuda tunggang mengejar pengendara mobil, yang parkir di area jantung kota wisata tersebut, guna menawarkan jasa kuda mereka untuk mau berkeliling menikmati Kota Berastagi berlambang tugu jeruk dan kubis (kol).
Baca juga:Â Kapolres Tanah Karo: Besok Pengamanan Nataru Dimulai
“Libur akhir tahun ini sepertinya sangat berat kami hadapi. Hingga sampai saat ini, menjelang masa libur natal dan tahun baru (Nataru) ditambah anak sekolah sebagian sudah libur, para pengunjung juga masih sepi ke Pajak Buah,” ungkap joki kuda tunggang, Picong Sembiring, Sabtu (20/12/24).
Picong mengatakan, biasanya menjelang libur Nataru para pengunjung sudah terlihat ramai ke wilayah dua gunung aktif, Sinabung dan Sibayak. Pihak joki kuda juga memahami situasi baru-baru ini terjadi atas musibah berupa bencana alam terjadi, baik di wilayah Doulu Berastagi, dan Sembahe di Deli Serdang menelan 30 korban jiwa dinyatakan meninggal dunia.
“Tentunya sangat berdampak pada kami selaku penerima jasa bagi wisatawan. Tadinya, kami berharap sepi pengunjung tidak berkepanjangan, nyatanya sampai saat ini masih terasa sepi. Semoga kesepian ini dapat terhibur, atas kehadiran para wisatawan ke mari,” katanya.
Baca juga:Â Sat Narkoba Polres Tanah Karo Amankan 1,2 Kg Sabu dan 4 Tersangka
Untuk saat ini, Picong mengakui untuk membayar sewa kuda tunggang kepada pemilik nya, sebesar Rp250 hingga Rp300 ribu per hari, bisa terbayarkan sudah lebih daripada cukup.