Hal senada juga disampaikan Kepala Desa Sigarang-garang, Andi Ginting. Disebutkannya, rumah pengungsi di desa tersebut sebanyak empat unit atapnya telah dibawa angin.
“Itu pun gak diperbaiki pemerintah, padahal sudah dilaporkan. Sehingga warga yang menempati rumah itu harus pindah,” sebutnya.
Warga berharap, agar pemerintah segera mengganti bola lampu jalan yang telah putus. Begitu juga dengan air yang pipanya sudah banyak bocor.
“Tolonglah sampaikan ke pemerintah, agar peduli juga ke kami. Jangan hanya janji-janji melulu, tapi tak ditepati,” ujar warga mengakhiri.
Baca juga:Â Aksi Solidaritas Kematian Rico Pasaribu, Wartawan Karo Geruduk Kantor DPRD
Untuk diketahui, hunian tetap relokasi tahap III Desa Sukanalu berjumlah 368 unit , Sigarang-garang 248 unit, Mardinding 258 unit dan Dusun Lau Kawar 18 unit.
Sedangkan yang menempati hunian tetap hanya sekitar 70 kepala keluarga untuk keseluruhan wilayah.
Sementara, lahan pertanian seluas 480, 11 hektar bagi pengungsi yang dikerjakan Badan Penanggulan Bencana Daerah (BPBD) Karo, masih terkendala masalah atau klaim warga Desa Pertibi Lama.
Melihat kondisi itu, warga pengungsi Desa Sukanalu mengatakan agar pemerintah juga dapat memberikan dana jatah hidup dan sewa lahan bagi mereka.
“Kalau gak ada lahan usaha tani, gimana caranya untuk menghidupi keluarga. Kalau gak pindah, dari mana kita ambil biaya sewa rumah dan lahan, ” keluhnya.
Baca juga:Â Terkait Lahan Usaha Tani Pengungsi Sinabung, Masyarakat Partibi Lama Minta Keadilan
“Kami sudah capek dan merasa heran, masa penanganan pengungsi tahap III tak kunjung selesai. Sudah berapa tahun, apa sebenarnya yang terjadi,” tutup warga Desa Sukanalu, Sigarang-garang, Mardinding dan Dusun Lau Kawar.
Diketahui bahwa biaya Land Clearing penyiapan LUT pengungsi relokasi tahap III sebesar Rp17.678.708.787 yang diambil dari APBD TA 2020 dengan perusahaan pelaksana yakni PT Mega Mulia Mas. (eva/hm20)
