14.8 C
New York
Wednesday, October 23, 2024

Pemkab Dairi Optimis Turunkan Angka Kematian Ibu dan Bayi

Dairi, MISTAR.ID

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Dairi optimis mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) serta Stunting di wilayah kerjanya.

Optimisme itu mencuat, menyusul Kabupaten Dairi menjadi salah satu locus pendampingan USAID Momentum dalam kegiatan kick of  Integrasi Layanan Primer (ILP).

Seperti disampaikan, Penjabat (Pj) Bupati Dairi, Surung Charles Lamhot Bantjin, di Aula RSUD Sidikalang pada saat pembukaan mentoring Rumah Sakit dan Puskesmas dalam rangka penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Dairi. Senin (21/10/24).

Baca juga: Pejabat Pemkab Dairi dan Pakpak Bharat Diimbau Waspadai Oknum Mengatasnamakan Kejaksaan

“Kita sangat bersyukur karena pada tanggal 3 September 2024 lalu, Kabupaten Dairi telah melaksanakan kick of Integrasi Layanan Primer (ILP) kesehatan. Sehingga kita optimis, program ILP ini dapat mempercepat upaya penurunan AKI, AKB dan juga Stunting di Kabupaten Dairi,” tutur Charles.

Foto bersama di acara mentoring Rumah Sakit dan Puskesmas dalam rangka penurunan AKI dan AKB di Kabupaten Dairi. (f:ist/mistar)

Ia mengatakan, AKI dan AKB adalah salah satu indikator derajat kesehatan negara. Disebut demikian karena AKI dan AKB menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan.

Tingginya AKI dan AKB dan lambatnya penurunan angkanya, kata Charles, ini menunjukkan bahwa pelayanan kesehatan ibu dan anak sangat mendesak untuk ditingkatkan, baik dari segi jangkauan maupun kualitas pelayanannya.

“Dilihat dari data, AKI dan AKB di Indonesia telah mencapai target RPJMN 2024, yaitu 183 per 100.000 Kelahiran Hidup (KH) dan 16 per 1000 KH. Dan di Dairi, sesuai data 3 tahun terakhir, terdapat 7 kasus kematian ibu pada tahun 2022,” ungkapnya.

Baca juga: Pemkab Dairi Tertibkan PKL di Trotoar Jalan Protokol Sidikalang

Dan lebih lanjut, kata Charles, pada tahun 2023 terdapat 2 kasus kematian ibu dan tahun 2024 hingga saat ini sudah tercatat 4 kasus kematian ibu, 3 diantaranya disebabkan oleh kasus langsung Obstetri

Selain itu, tambah Charles, terdapat 23 kasus kematian bayi baru lahir sampai dengan September 2024. Hal ini tentunya menjadi beban bagi Pemerintah Kabupaten Dairi dan memerlukan perhatian serta tindakan yang serius

Untuk itu, Charles menekankan, bahwa dibutuhkan keterlibatan semua pihak untuk menekan jumlah kematian ibu dan bayi baru lahir di Kabupaten Dairi.

“Keterlibatan berbagai pihak tentunya sangatlah penting demi mencegah terjadinya kematian ibu dan bayi baru lahir. Kematian karena persalinan semestinya tidak boleh terjadi, karena persalinan bukanlah penyakit, terutama dalam penanganan persalinan dengan kondisi gawat darurat,” tuturnya.

Baca juga: Pemkab Dairi Dapat Dana BSPS Rp7,5 M, Dibagi untuk 375 Warga

Selanjutnya, tim mentor dari RSUP Haji Adam Malik, dr David Luther Lubis SKM, MKed (OG), SpOG (K) menyampaikan upaya pencegahan kematian ibu dan bayi melalui Integrasi Layanan Primer (ILP) adalah langkah penting untuk meningkatkan kesehatan ibu dan bayi.

Selanjutnya, David memaparkan beberapa inisiatif yang dapat dilakukan dalam pencegahan kematian ibu dan bayi yaitu Peningkatan kapasitas tenaga kesehatan.

“Artinya adalah melatih tenaga kesehatan untuk memberikan perawatan ibu dan bayi baru lahir yang optimal, baik dalam situasi rutin maupun darurat. Selanjutnya, kualitas data kesehatan, meningkatkan kualitas dan penggunaan data kesehatan untuk pengambilan keputusan yang lebih baik,” tuturnya.

Jejaring rujukan, kata David, adalah memperkuat jejaring rujukan untuk memastikan layanan kesehatan yang tepat waktu dan efektif.

“Selanjutnya, keterlibatan masyarakat, meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam perawatan ini dan bayi baru lahir dan terlahir, kolaborasi sektor publik dan swasta yaitu mengintegrasikan layanan kesehatan dari sektor publik dan swasta untuk meningkatkan kesinambungan dan efisiensi layanan,” tutupnya. (ril/hm27)

Related Articles

Latest Articles