Batu Bara, MISTAR.ID
Pasca terjadinya insiden tabrakan perahu di Sungai Batu Bara menyebabkan tenggelamnya 13 orang pelajar warga Desa Bandar Rahmat, Kecamatan Tanjung Tiram yang hendak berangkat ke sekolah. pada Rabu 17 Juli 2024, membuat Ketua Generasi Muda (GM) Pujakesuma Kabupaten Batu Bara, Ahmad Dwi Sakti Hidaya angkat suara, pada Kamis (18/7/24).
Dwi menilai, insiden tersebut tidak terlepas dari kekurang pedulian Pemkab Batu Bara terhadap nasib warga Desa Bandar Rahmat yang terisolir tersebut.
Untuk mencegah terulangnya peristiwa tersebut, Dwi meminta Pemkab Batu Bara agar segera membuat jembatan penghubung antara Desa Bandar Rahmat dan Kelurahan Tanjung Tiram.
Baca juga:13 Siswa yang Selamat Insiden Perahu Tenggelam Setelah Tabrakan di Sungai Batu Bara Dapat Bantuan
Menurut Dwi, kejadian itu sungguh miris khususnya dalam dunia pendidikan. Para siswa-siswi yang berdomisili di Desa Bandar Rahmat tersebut setiap harinya harus bertaruh nyawa demi mendapatkan pendidikan.
Ditegaskan, seharusnya sudah dari jauh-jauh hari Pemkab Batu Bara memikirkan hal ini, mengingat sangat banyaknya warga Batu Bara yang berdomisili di desa tersebut.
“Membangun taman dengan anggaran miliaran rupiah saja Pemkab Batu Bara bisa. Lantas kenapa membangun jembatan saja Pemkab Batu Bara belum bisa hingga sekarang. Apakah menunggu sampai ada korban jiwa dulu,” tandasnya.
Baca juga:Pulang Pakai Perahu di Sungai Barumun, Ayah dan Anak Hilang Usai Melihat Buaya
Sementara itu, beberapa warga Desa Bandar Rahmat yang mayoritas nelayan mengeluhkan sulitnya hubungan ke luar desa, akibat tidak adanya jembatan penghubung.
“Selain membahayakan anak-anak sekolah yang setiap hari harus naik perahu menuju sekolahnya, tidak adanya hubungan transportasi darat menyebabkan harga-harga kebutuhan pokok lebih tinggi dibanding di tempat lain,” ujar salah seorang ibu yang tak mau menyebutkan namanya. (ebson/hm16)
