Pembongkaran Pintu Kontrol Air, Ratusan Hektar Lahan Pertanian di Gunung Maligas Terancam Kering
Pintu air bendungan. (f: abdi/mistar)
Simalungun, MISTAR.ID
Ratusan hektare lahan pertanian di Kecamatan Gunung Maligas, Kabupaten Simalungun terancam kekurangan air akibat pembongkaran bendungan pintu air. Pangulu Nagori Bandar Malela, Dedi Wahyudi mengatakan, untuk data terbaru ada 290 Hektare di dua Nagori yang kekurangan pasokan air.
"Untuk lahan pertanian yang terdampak di Nagori Bandar Malela seluas 110 hektare dan untuk Nagori Huta Dipar seluas 180 hektare," ujarnya, Rabu (15/1/25).
Dedi menjelaskan, terjadinya kekurangan air pada lahan pertanian yang terdapat di dua nagori karena pintu air kontrol dibongkar oleh pihak Bumnag Nagori Karang Anyar.
"Pihak Bumnag Nagori Karang Anyar menjebol pintu kontrol air bendungan alasannya karena banjir, jadi kalau ini dijebol airnya kemari semua, tidak masuk ke Nagori Karang Anyar, jadi kering lah," ucapnya.
Dedi menambahkan, sewaktu pintu air dijebol ada surat perjanjian agar setelah dijebol dipasang kembali. "Mereka berjanji setelah dijebol mereka pasang kembali. Ternyata tidak dipasang kembali," tegasnya.
Baca Juga: Saluran Irigasi Ditembok di Nagori Karanganyer, Ratusan Hektare Lahan Pertanian Terdampak
Dampak yang dialami petani khususnya untuk di Bandar Malela tidak signifikan, yang berpengaruh besar itu Nagori Huta Dipar. "Karena aliran air pertama sama kami jadi ketika kami menggunakan air terlalu banyak, jadi mereka kekurangan air," katanya.
Dedi berharap ini dikembalikan kepada fungsi awalnya, dimana pintu kontrol air bendungan memang dibangun memang untuk irigasi.
"Jadi harapannya Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) Kabupaten Simalungun supaya dilakukan pengecekan kemari, agar pintu kontrol ini kembali difungsikan sesuai awalnya dan petugasnya supaya benar-benar aktif, mengontrol kondisi cuaca ketika memang nanti terjadi hujan lebat mereka datang," ucapnya.
Dedi menambahkan, sebenarnya Pangulu Nagori Karanganyer tidak mempersoalkan bendungan ini, harapan dia juga sama seperti mereka, supaya ini kembali diperbaiki jadi ketika hujan ini dibuka Karanganyar tidak terdampak banjir, irigasi tetap aman gak ada pihak yang dirugikan.
"Kalau sekarang jelas kami yang dirugikan, kalau pun mereka selamat karena pintu ini gak mungkin kami tutup kontrolnya tidak dibuka ini naik airnya mereka yang kebanjiran," tukasnya.
Sementara itu, Pangulu Huta Dipar, Syafaruddin mengatakan bahwa masalah ini telah berlangsung selama tiga tahun terakhir, diperparah oleh tindakan pembokaran pintu kontrol saluran induk irigasi.
"Kalau hujan airnya meluap ke pemandian itu, jadi pintu kontrol dijebol, dan air pun dibuang ke sungai sehingga tidak bisa kami memanfaatkan," katanya.
Saluran induk tersebut mengambil dari mata air di area kebun sawit PTPN IV, dekat pemandian wisata Karang Anyar yang dikelola BUMNag Anyar Lestari.
"Air irigasi tak sampai ke sawah masyarakat. Akibatnya sawah beralih ke tanaman darat seperti jagung dan ubi. Saya didesak oleh masyarakat karena persoalan ini," ucapnya. (abdi/hm24)
PREVIOUS ARTICLE
Curi Handphone dan Turbo Mobil, Ompong Ditangkap saat Tidur