Lewat Platform X, BCA dan Sejumlah Bank Dapat Ancaman Serangan Ransomware
Ilustrasi ancaman pembobolan data bank tersebar di platform X (f:ist/mistar)
Jakarta, MISTAR.ID
Bank BCA, BSI dan sejumlah bank lainnya mendapat peringatan dari Bjorka tentang bakal adanya serangan ransomware dalam waktu dekat dengan skala yang sangat besar.
Peringatan itu disampaikan Bjorka melalui platform X, pada Rabu (5/2/25) lalu, yakni "Sebuah kejutan bagi bank-bank di indonesia, jika tidak merespon hal ini maka, Bank BCA akan mengalami pembobolan (data) secara besar-besaran," tulis Bjorka.
Selain BCA dan BSI, Bjorka juga menyeburkan bahwa serangan kelompok ransomware, kemungkinan juga menyasar semua bank di Indonesia.
"Tapi entahlah hanya mencoba menebak-nebak saja, hahahaha," tulisnya lagi dengan berjanji bakal terus memberikan informasikan apabila ada serangan ransomware terbaru yang mengincar kementerian atau lembaga yang ada di Indonesia.
Melansir situs perusahaan keamanan siber Trellix, ransomware merupakan serangan malware yang memiliki motif finansial dengan cara meminta uang tebusan. Apabila tidak ditanggapi, maka data pribadi korban atau memblokir akses ke layanan secara permanen, bahkan mempublikasikannya
Ransomware lazimnya dikirim ke sasaran melalui email spam. Sesudah berhasil, ransomware mengeluarkan sekaligus mengeksekusi kode biner berbahaya pada sistem yang terinfeksi.
Kode biner itu kemudian mencari dan mengenkripsi file berharga, seperti dokumen Microsoft Word, database, gambar dan sebagainya.
Secara teknis, perusahaan keamanan siber Kaspersky mengungkap, bahwa ransomware merupakan perangkat lunak pemerasan yang mampu mengunci komputer Anda dan kemudian meminta uang tebusan hanya untuk membebaskannya.
Ransomware tersebut merupakan bagian dari keluarga malware (berasal dari gabungan kata "malicious" (berbahaya) dan "software" (merupakan perangkat lunak). Istilah malware tersebut mencakup semua perangkat lunak yang sangat berbahaya terhadap komputer Anda, termasuk virus dan Trojan.
Dalam banyak kasus, infeksi ransomware berawal dari serangan terhadap akses ke perangkat. Seluruh sistem operasi atau file pun dienkripsi. Uang tebusan kemudian diminta dari korban.
Serangan ransomware juga menimbulkan dampak yang merugikan. Pertama, korban yang terkena serangan ransomware dapat kehilangan akses data pribadi. Data pribadi bisa terenkripsi, dan akses ke informasi tersebut akan terbatas atau bahkan hilang sepenuhnya.
Kedua, ketidakmampuan mengakses informasi penting seperti dokumen kerja, catatan keuangan, atau data penting lainnya.
Ketiga, potensi kehilangan uang. Para pelaku ransomware biasanya akan meminta tebusan untuk mengembalikan akses ke data, yang bisa mengakibatkan kerugian finansial pada korban serangan ini. (cnn/hm17)
PREVIOUS ARTICLE
RSUD Hadrianus Sinaga Resmikan Layanan Poliklinik Mata