“Kalau tidak salah, zaman Walikota Hefriansyah itu sudah dikucurkan APBD tapi mendet dan justru jadi bahan curian warga. Masuki Susanti malah justru berharap besar sama Pemprov Sumut, ya dikecewakan lah,” ujarnya.
Guru olahraga salah satu sekolah swasta ini menyinggung janji Edy Rahmayadi yang akan memberikan bantuan Rp50 M sampai masa jabatannya habis, hutang itu tak kunjung terealisasi.
“Itu lah contoh pejabat membohongi pejabat,” tukasnya.
Dia pun merasa tidak heran, jika belakangan anak muda Kota Pematangsiantar cenderung lebih memilih hobi selain olahraga. “Contohnya tawuran, ke tempat hiburan malam dan narkoba. Yang dibutuhkan anak muda itu ‘kolam’, ya lapangan olahraga itu lah. Dan pemerintah tidak hadir di situ,” pungkasnya.
Baca juga: Meski Anggaran Dikorupsi, 4 Paslon Bahas Pentingnya Smart City Siantar
Keberadaan Gedung Olahraga di Suzuya Merdeka Mall memang menjawab sedikit kegelisahan Jasa. Namun di gedung yang baru diresmikan itu tidak dapat menampung segala jenis kegiatan olahraga.
“Bulu tangkis mungkin bisa, volly mungkin bisa tapi terlalu dilaksanakan. Yang jelas sepak bola tidak bisa, makanya sekolah sepakbola di Siantar sekarang justru menumpang di lapangan asrama Brimob,” tuturnya.
Ia yakin jika tidak ada solusi kongkrit terkait fasilitas Stadion Sang Naualuh dari seluruh pasangan calon sampai masa akhir kampanye, para pegiat olahraga lebih memilih golput. (gideon/hm25)