10.9 C
New York
Sunday, May 12, 2024

MUI Medan: Memilih Pemimpin di Pemilu Hukumnya Wajib

Medan, MISTAR.ID

Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengklarifikasi bahwa memilih pemimpin dalam Pemilihan Umum (Pemilu) adalah sebuah kewajiban yang diwajibkan dalam hukum Islam.

MUI mendorong agar masyarakat tidak golput dalam Pemilu mendatang pada tahun 2024.

Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis menyampaikan, hal ini berdasarkan fatwa sebelumnya yang menetapkan kewajiban memilih pemimpin.

Baca juga:KH Anwar Iskandar Terpilih Jadi Ketum MUI, ini Pesan Wapres

Fatwa itu merupakan hasil keputusan Ijtima’ Ulama Komisi Fatwa se-Indonesia mengenai Masa’il Asasiyah Wathaniyah atau masalah strategis kebangsaan pada 26 Januari 2009, yang membahas tentang penggunaan hak pilih dalam pemilihan umum.

Menanggapi hal tersebut, Ketua MUI Kota Medan, Hasan Maksumah, menekankan bahwa dalam hukum Islam, memilih pemimpin bukanlah sekadar hak. Melainkan suatu kewajiban yang harus dilakukan oleh masyarakat Kota Medan.

Maksumah menjelaskan, dalam hukum Indonesia, memilih pemimpin dianggap sebagai hak, namun dalam konteks hukum Islam, itu merupakan kewajiban yang harus dipenuhi.

Baca juga:Diserahkan ke MUI, Masyarakat Sumut Sumbang Rp1,6 Miliar untuk Palestina

“Dalam perundang-undangan kita (Indonesia) hukumnya kan hak, dalam hukum Islam itu bukan hak tetapi kewajiban, memilih pemimpin,” ujar Hasan kepada mistar.id, Selasa (19/12/23).

Menurutnya, dalam memilih pemimpin, kriteria yang sesuai dengan syariat Islam, beriman dan bertaqwa harus menjadi pertimbangan utama.

“Dari segi kacamata MUI dalam pemilihan pemimpin menentukan kriteria pemimpin, tentu yang dipilih sesuai dengan syariat, beriman dan bertaqwa,” himbaunya.

Baca juga:Coffee Morning dengan Media, KPU Medan Jelaskan Tahapan Pemilu 2024

Lebih lanjut MUI menekankan pentingnya untuk menghindari pemimpin yang terlibat dalam praktik money politik, black campaign, serta manipulasi, yang tidak sesuai dengan prinsip-prinsip Islam dan keadilan.

Hal ini ditekankan sebagai bagian dari tanggung jawab dalam memilih pemimpin sesuai dengan nilai-nilai agama dan moral.

“Memilih pemimpin yang bertaqwa dan beriman agar menghindari pemimpin yang money politik dan black campaign, manipulasi,” tutupnya. (khairul/hm16)

Related Articles

Latest Articles