Kurir Sabu 25 Kilo di Batu Bara Diupah Rp100 Juta, Simak Kronologinya


Barang bukti narkotika seberat 25 kilogram yang diamankan polisi. (f:ist/mistar)
Medan, MISTAR.ID
Direktur Reserse Narkoba (Ditnarkoba) Polda Sumut, Kombes Yemi Mandagi menyebutkan, 3 orang kurir 25 kilogram sabu yang diamankan di kawasan perairan Kabupaten Batu Bara, diupah Rp100 juta.
“H alias Ulung mengaku diperintah oleh seseorang bernama Hendra alias Mandra untuk menjemput sabu di tengah laut dengan imbalan Rp100 juta. Namun, sebelum transaksi selesai, mereka keburu ditangkap,” ujar Yemi, pada Jumat (21/2/25).
Ia juga mengatakan, uang tersebut dibagi oleh tersangka H alias Ulung (45)kepada pelaku lainnya, yakni AM (52) dan E (40) dan Dedi yang berperan sebagai tekong (Nakhoda). Namun sayang Dedi dan Hendra belum berhasil ditangkap polisi.
Ia memaparkan, tersangka H alias Ulung berperan sebagai perantara yang merekrut E dan AM untuk mencari tekong dan kapal.
“Jadi pelaku E dan AM ini mencari kapal alias tekong. Mereka ini menjumpai Dedi warga Kuala Sipari, yang bersedia menjadi tekong (Nakhoda ) dalam perjalanan tersebut,” ujar Yemi.
Pada Sabtu 15 Februari 2025 pagi, ketiga pelaku berangkat ke tengah laut dan menempuh perjalanan sekitar sembilan jam sebelum akhirnya bertemu dengan kapal pengantar 25 kilogram sabu asal Malaysia.
Lalu, pada Minggu 16 Februari 2025, tepat pada saat para pelaku kembali dan tiba di pelabuhan Kuala Sipari, pelaku Dedi, E dan AM menerima upah sebesar Rp 8 juta dari pelaku H alias Ulung.
Senilai Rp3,8 juta dipergunakan untuk operasional kapal, termasuk pembelian bahan bakar dan sewa alat satelit GPS. Dan sisanya dibagi kepada E, AM, dan tekong Dedi.
Diakui Yemi, pihaknya telah melakukan upaya pengejaran terhadap Hendra alias Mandra, yang diduga sebagai pengendali utama jaringan ini. Namun, saat ini nomor teleponnya sudah tidak aktif. (matius/hm27)