Sunday, February 23, 2025
home_banner_first
NASIONAL

Menuju Indonesia Emas 2045, Komdigi Latih Siswa SD Memahami Digital

journalist-avatar-top
By
Kamis, 20 Februari 2025 12.53
menuju_indonesia_emas_2045_komdigi_latih_siswa_sd_memahami_digital

Komdigi melakukan pelatihan digital kepada siswa SD Pangukan Sleman (f:ist/mistar)

news_banner

Jakarta, MISTAR.ID

Kementerian Komunikasi dan Digital Indonesia (Komdigi) mendukung visi Indonesia Emas 2045 dengan menumbuhkan talenta digital sejak dini melalui kegiatan pelatihan bagi siswa sekolah dasar (SD) untuk menguasai keterampilan coding berbasis visual.

"Saya kira ini menjawab kebutuhan untuk meningkatkan talenta digital kita di masa mendatang. Jadi, sejak SD mereka sudah diajarkan, sudah mengenal, dan sudah paham bagaimana cara kerja aplikasi digital," kata Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Nezar Patria dalam keterangannya, Rabu (19/2/25).

Pelatihan talenta digital ini baru saja dilaksanakan untuk siswa SD di Kantor Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Komunikasi dan Digital, Yogyakarta, dengan melibatkan 50 siswa kelas V SD Pangukan Sleman.

Pelatihan visual coding ini dilaksanakan dengan aplikasi Learning Management System atau Scratch.

Menurut Nezar, kegiatan seperti ini merupakan langkah yang baik untuk membekali peserta didik dengan dasar-dasar ilmu komputer sejak dini, sehingga mereka bisa lebih memahami visual coding saat memasuki jenjang sekolah.

"Targetnya, coding sudah dikenalkan sejak kelas 5 SD karena ini juga sebagai bekal mereka untuk mendapatkan pelatihan dasar coding. Nantinya, di kelas 6 SD mereka bisa melanjutkan pembelajaran dan setelah lulus SMP diharapkan sudah lebih bisa menguasai coding," jelasnya.

Pada pelatihan awal ini, siswa SD diharapkan sudah bisa memahami ilmu pemrograman dengan ilustrasi sederhana dengan mudah.

Nezar menegaskan komitmen pemerintah untuk meningkatkan keterampilan digital sejalan dengan perkembangan teknologi yang cepat dan dinamis.

Ia menggarisbawahi perlunya pelatihan dan pendidikan untuk mempersempit kesenjangan pengetahuan dan keterampilan digital di antara anggota masyarakat Indonesia.

"Hal ini pula yang diidentifikasi UNESCO ketika mereka melakukan semacam survei untuk melihat kesiapan Indonesia dalam mengadopsi teknologi yang sedang berkembang, khususnya kecerdasan buatan (AI)," jelasnya.

Menurut Nezar, Readiness Assessment Methodology Artificial Intelligence (RAM AI) oleh UNESCO untuk Indonesia mengidentifikasi tiga tantangan kritis: kesenjangan digital, infrastruktur digital, serta penelitian dan pengembangan AI.

Untuk memanfaatkan peluang dalam sektor AI, penting bagi pemerintah untuk mengatasi tantangan ini secara sistematis. (atr/hm17)


RELATED ARTICLES