23.2 C
New York
Monday, July 1, 2024

Kurikulum dan Mapel SD-SMP Akan Disederhanakan

Jakarta | MISTAR.ID – Kurikulum pendidikan dan mata pelajaran siswa SD-SMP akan disederhanakan. Rencana tersebut diungkapkan anggota Badan Standar Nasional Pendidikan Kemendikbud, Doni Koesoema, usai diskusi ‘Membedah Zonasi’ di Lembaga Administrasi Negara, Rabu (27/11/19).

“Betul, menyederhanakan regulasi, menyederhanakan kurikulum itu sangat perlu, terlalu bertele-tele,” ujar Doni saat ditanya wartawan apakah ada wacana Mendikbud Nadiem menyederhakan regulasi terkait pendidikan.

Menurut Doni, kurikulum serta mata pelajaran yang ada saat ini jumlahnya terlalu banyak. Sehingga akan disederhanakan lewat revisi undang-undang yang mengatur sistem pendidikan nasional.

“Kurikulum kita itu isinya kan masih banyak, jadi materi SD, SMP itu banyak sekali, itu harus disederhanakan. Terus misalkan kita mau merevisi undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional), nama mata pelajaran itu ada di undang-undang Sisdiknas,” ujar Doni.

“Nah itu harus diperbaiki, jangan sampai terlalu banyak seperti sekarang itu sampai 15. Itu terlalu banyak untuk anak SD, SMP. Jadi kita perlu memikirkan menyederhanakan saja,” jelasnya.

Kembangkan Bakat Siswa

Sebagaimana arahan Mendikbud Nadiem Makarim, kata Doni, kurikulum dan mata pelajaran SD-SMP nantinya bakal mengarah kepada penggalian potensi dan bakat masing-masing siswa.

Menurut Doni, sistem pendidikan ini telah banyak dijalankan di negara-negara maju, seperti Finlandia. “Ya sebenarnya yang sifatnya tematik ya, jadi kayak di Finlandia itu mereka berbasis proyek, enggak berbasis mata pelajaran, di kita kan masih berbasis mata pelajaran, sehingga itu enggak jalan di tempat kita, sains, teknologi, art, matematika, itu enggak jalan, karena kita hanya berdasarkan mata pelajaran,” ujarnya.

Sehingga melalui sistem pendidikan itu, Doni mengatakan, para siswa hanya akan memilih mata pelajaran yang sesuai dengan bakat yang ingin dikembangkan.

“Kurikulum itu saat ini yang terbaik adalah harusnya mengikuti anak. Jadi kalau seorang anak mau jadi penyanyi dia akan milih saja mau belajar ini dan ini. Menurut saya ke depan pola akan gitu, enggak kayak sekarang. Jadi anak akan mempelajari apa yang relevan,” tegasnya.

Sumber: Kumparan
Editor: Luhut Simanjuntak

Related Articles

Latest Articles