22.3 C
New York
Monday, July 29, 2024

Cek Daerah Diguyur Hujan Sedang-Deras Hingga Awal Agustus 2024

Jakarta, MISTAR.ID

Beberapa daerah di Indonesia berpeluang diterpa hujan sedang-deras hingga seminggu ke depan.

Itu diinformasikan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) lewat situs resminya menginformasikan prediksi cuaca Tanah Air mulai 26 Juli sampai 1 Agustus 2024.

Dilansir dari laman resmi BMKG, pada Jumat (26/7/24) Indonesia kini tengah berada di puncak musim kemarau. Namun berbagai wilayah di Indonesia berpotensi diterpa hujan dengan intensitas sedang-lebat disertai petir dan angin kencang hingga awal Agustus.

Baca juga:Curah Hujan Tinggi, Kota Gorontalo Tergenang Banjir

Deputi Bidang Meteorologi BMKG, Guswanto membeberkan, dalam sepekan mendatang persisnya mulai 26 Juli sampai 1 Agustus 2024, daftar wilayah dengan potensi hujan sedang hingga deras yang bisa disertai petir dan angin kencang.

Daerah itu adalah Aceh, Sumatera Utara (Sumut), Riau, Bengkulu,Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Tengah (Kalteng), Kalimantan Utara (Kalut), Kalimantan Timur (Kaltim), Maluku Utara (Malut), Nusa Tenggara Timur (NTT), Sulawesi Barat (Sulbar), Sulawesi Tenggara (Sultra), Sulawesi Tengah (Sulteng), Sulawesi Selatan (Sulsel), Papua, Papua Barat, Papua Pegunungan, Papua Barat Daya, dan Papua Selatan.

Angin kencang juga berpotensi terjadi di wilayah-wilayah berikut : Riau, Jambi, Sumatera Selatan (Sumsel), Kalbar, Kalteng, Sulsel, Maluku, Papua Selatan, Papua Tengah, dan Papua Barat.

Guswanto menuturkan, situasi ini disebabkan Gelombang Ekuator Rossby yang diprediksi aktif di wilayah tersebut. Aktivitas gelombang ini menyokong peluang pertumbuhan awan hujan di wilayah-wilayah itu.

Baca juga:Sejam Diguyur Hujan Badan Jalan Sekitar Kantor Bupati Tapteng Banjir

“Faktor pemanasan skala lokal memberikan dampak begitu signifikan dalam tahapan pengangkatan massa udara dari permukaan bumi ke atmosfer,” paparnya.

Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG, Andri Ramdhani menjelaskan, sesuai pengamatan pihaknya, diketahui bahwa dalam skala global, nilai IOD, SOI, dan Nino 3.4 tak signifikan pada melonjaknya curah hujan di wilayah Indonesia. Madden-Julian Oscillation (MJO) berada pada fase netral tak berkontribusi bagi pembentukan awan hujan di daerah Indonesia.

Terlihat juga sirkulasi siklonik di Samudera pasifik sebelah utara Papua. Sirkulasi siklonik Itu membuat zona pertemuan dan perlambatan kecepatan angin (konvergensi) di sekeliling Samudera pasifik sebelah utara Papua.

Wilayah konvergensi lainnya terpantau di Perairan barat Sumatera bagian utara dan Sulawesi bagian tengah. Area konfluensi diamati di wilayah Laut Cina Selatan dan Samudera Pasifik sebelah utara Papua.

Baca juga:Besok, Sebagian Besar Wilayah di Sumut Berpotensi Diguyur Hujan Lebat

Menyangkut kecepatan angin, terpantau terjadi kenaikan sampai lebih dari 25 knot di Laut Andaman, Samudera Hindia barat daya Banten, dan Laut Arafuru, yang bisa meningkatkan tinggi gelombang di wilayah sekitar perairan tersebut. Labilitas lokal kuat yang disokong tahapan konvektif pada skala lokal terdapat di Kaltim, Sulsel, Sulbar, NTT, Papua Pegunungan, Papua Tengah, dan Papua Selatan.

Andri menyampaikan, secara umum, perpaduan fenomena-fenomena cuaca itu diperkirakan menimbulkan potensi cuaca signifikan dalam periode 26 Juli-1 Agustus 2024.

Walaupun beberapa wilayah Indonesia diperkirakan diguyur hujan selama sepekan ke depan, di tengah puncak musim kemarau, BMKG tetap mengingatkan pemerintah daerah (pemda) dan masyarakat soal kemungkinan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Khususnya seperti Pulau Sumatera dan Kalimantan yang mempunyai banyak kawasan gambut.

“Bagi masyarakat, kami imbau memakai air dengan bijaksana dan hemat. Selain itu, hindari membuka lahan dengan membakar, khususnya daerah hutan yang bertanah gambut sebab gampang terbakar dan susah dipadamkan,” sebut Andri. (dtk/hm16)

Related Articles

Latest Articles