“Jadi tiket itu hanya bentuk apresiasi dari penonton, sebagai pengganti biaya produksi. Karena untuk satu pementasan prosesnya dari latihan bisa sampai satu bulan lebih,” katanya.
Kemudian Ojak juga menyampaikan, terakhir untuk hal ini statement Wali Kota Medan di media sudah jelas membolehkan untuk pemakaian TBM dan sangat mengapresiasinya.
“Makanya kami tidak pernah membawa-bawa Pak Wali dalam masalah ini. Ini adalah sistem di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) yang tidak jelas,” tambahnya.
Sebagai solusinya, Topan menyarankan agar sekarang mulai disusun jadwal bagi semua komunitas dan kelompok seni untuk pemakaian TBM sesuai keperluannya.
Baca juga: ‘Palang Besi’ Taman Budaya Medan, Ruang Seniman Hilang
“Jadi setiap mau latihan tidak perlu lagi buat surat, cukup sekali saja di awal untuk mengatur jadwal. Jadi berikutnya, setiap mau latihan tidak ada lagi surat menyurat, langsung saja,” katanya.
Pun mengenai pemungutan biaya, Topan menegaskan, di TBM semua gratis.
“Sekali lagi saya pastikan dan garis bawahi, silahkan pakai tempat ini (TBM) dan tanpa berbayar,” tegasnya. (maulana/hm16)
