Nama usaha pun berganti menjadi Doris Book Store dan masih beroperasi hingga hari ini.
“Kalau kakek jualan keliling dari tahun 1950 an kalau gak salah,” sebutnya.
Doris adalah generasi ketiga yang mengelola toko buku ini sejak ayahnya jatuh sakit pada tahun 2023 lalu. Ayahnya lebih dikenal dengan gelar ‘Caklong’.
Sebelumnya Doris pernah menduduki bangku perkuliahan dengan jurusan Teknik Informatika, namun karena faktor ekonomi akhirnya ia memutuskan untuk berhenti pada tahun 2020.
Sebagai anak muda, ia tentu merasakan perkembangan teknologi masa kini. Perubahan ketertarikan orang-orang terhadap buku-buku yang nyaris tergeser karena gadget dan internet.
Baca juga : Wow! Ini Kisah Orang Suskes yang Memulai Karir dari Nol
Namun, ia mengingat-ingat bahwa ayahnya kerap membagikan buku gratis sejak dulu bagi anak-anak sekolah yang lewat. Terkhusus pada masa penerimaan raport.
“Boleh lihat dulu rapornya, dapat ranking berapa?” Ucap Doris, sembari menirukan gaya ayahnya memanggil anak sekolahan.
Dan hal itu juga masih diterapkannya hingga saat ini. ‘Kuark’ menjadi buku pilihannya untuk dibagikan pada anak-anak sekolah. Buku cerita bergambar yang berisikan ilmu pengetahuan.
“Karena kami masih percaya buku itu penting. Buku tuh jauh lebih penting daripada yang lain,” tegasnya.
Aktif di media sosial memberikan ide untuknya menuliskan dan membagikan beberapa cerita tentang pentingnya membaca buku. (susan/hm18)
