19 C
New York
Sunday, September 29, 2024

Pembangunan Pagar Beton di Desa Sampali Percut Ditunda

Medan, MISTAR.ID

Ricuh akibat protes pembangunan pagar beton antara warga dan organisasi kepemudaan di Desa Sampali Jalan Meteorologi, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, kembali memanas, Senin (26/4/21).

Sebelumnya, Jumat (23/4/21) kericuhan juga sempat terjadi. Sebanyak 180 Kepala Keluarga (KK) yang bermukim di Desa Sampali Jalan Meteorologi mengeluhkan adanya organisasi kepemudaan yang mencoba mengambil lahan dan meneror penduduk.

Kapolsek Percut Sei Tuan AKP Jan Pieter Napitupulu mengatakan, pihaknya akan membantu mencari jalan tengah untuk permasalahan warga dan pihak PTPN. “Entah itu dilakukan di kecamatan atau di kantor desa, tapi kita akan membantu agar tidak terjadi keributan seperti ini. Kita pastikan tidak ada premanisme di wilayah hukum kita. Saya tidak memberi ruang kepada premanisme, kita akan tindak aksi-aksi preman,” katanya di hadapan warga.

Baca Juga:Konflik Agraria Prioritas yang Harus Dituntaskan, Begini Langkah yang Dilakukan Jokowi

Selain mencoba menenangkan warga, Pieter juga mendatangi lokasi pembangunan pagar yang dalam tahap pengerjaan. Dia lalu meminta agar proses pembangunan untuk sementara dihentikan terlebih dahulu agar tidak menimbulkan konflik. “Tadi saya sudah ke sana. Untuk sementara saya minta proses pembangunan agar dihentikan sampai permasalahan ini mendapat titik terang,” katanya.

Setelah Pieter dan anggotanya meninggalkan lokasi, para pekerja kembali melanjutkan pembangunan pagar. Melihat itu warga kembali tersulut emosinya dan berjaga-jaga di seputaran lokasi. Seorang warga berinisial MS (51) mengatakan, pihak yang membangun awalnya datang dengan menggunakan truk. Di dalam truk sudah membawa material bahan bangunan.

“Saya coba hadang dengan meminta agar jangan diturunkan materialnya. Lalu kami berusaha untuk berkomunikasi dengan massa yang datang. Saya coba berbicara baik-baik. Saya bilang jangan dulu. Kawan-kawan di desa ini sedang berada di kantor desa membahas permasalahan ini. Namun mereka gak mau, jadinya bentrok,” ungkapnya.

Baca Juga:Ratusan Petani Unjuk Rasa Ke Kantor BPN Sumut

Saat keributan, kata MS, warga dan massa yang tidak dikenal terlibat aksi saling dorong. MS mengingat ada seorang anak menjadi korban, karena didorong oleh oknum tak dikenal tersebut.

“Kami di sini hidup berladang, kami petani kecil. Saya berharap pemerintah bisa memperhatikan nasib kami rakyat kecil ini. Kami tinggal di sini sudah dari tahun 1997. Memang kami tinggal di sini, tanpa ada surat tanah. Tapi kan ini sudah lama dilepas,” ujarnya. (ial/hm12)

Related Articles

Latest Articles