“Kedepannya, kami berupaya untuk lebih melestarikan seni panggung lewat opera dengan menambah jam tayang. Agar banyak kelompok teater dan opera di luar sana yang berbakat dapat kesempatan bergabung,” lanjut Fahrozi.
Opera mungkin masih terdengar asing di masyarakat, terutama para pelajar. Seni pertunjukan ini berasal dari Italia pada abad ke-16 dan 17, menggabungkan drama, seni musik, dan dialog.
Pantauan mistar, lebih dari 70 siswa beserta guru sekolah hadir menyaksikannya. Masing-masing dari Sekolah Menengah Atas Swasta (SMAS) Kesatria Medan dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Broadcasting Bina Creative (BBC) Medan.
Baca juga :Â Mengukir Karya dengan Cahaya, Usaha Lighting Panggung Cerahkan Masa Depan
“Ini undangan kedua untuk menonton Opera Medan. Saya selalu semangat membawa para siswa ke acara kesenian, karena dampak positifnya bisa melatih kepercayaan diri dan bakat terpendam mereka bisa tersalurkan,” ucap Mhd Ramadhan, Kepala Sekolah SMAS Kesatria Medan.
Pentas yang berlangsung selama 55 menit itu terlihat menghibur para penonton, ditandai dengan tawa yang riuh, tepuk tangan, dan antusias berfoto bersama seusai acara. (maulana/hm18)
