“Saya kira yang kita perlukan saat ini adalah persiapan dan percepatan,” ujarnya.
Lebih lanjut Hotmatua menjelaskan alasan pentingnya persiapan dan percepatan.
“Semisal Indonesia menjadi makmur, tapi apakah adil? Sebab yang kita khawatirkan adalah Indonesia ini sudah maju, tetapi yang menikmati siapa? Kemudian yang menjadi korban siapa?,” tandasnya.
“Yang dikhawatirkan kalau Indonesia maju, namun yang menikmati bukan orang-orang yang tumpah darahnya tanah air. Ini karena generasi muda atau seluruh masyarakat Indonesia tidak mampu bersaing untuk mengisi pos-pos yang ada di kemudian hari,” sambungnya.
Baca juga:Gubernur Ajak PTS di Sumut Siapkan SDM Unggul Hadapi Tantangan Bonus Demografi
“Misalnya pendapatan per kapita Indonesia naik, sektor ekonominya semakin meningkat, tapi kita hanya sebagai buruh. Itu akan menjadi masalah juga kan? Jadi, yang menjadi persoalan bukan makmurnya, tapi adilnya,” jelasnya.
Karena itu, Hotmatua menekankan pentingnya memanfaatkan waktu yang masih ada untuk mempersiapkan diri menjelang tahun 2045.
“Mumpung masih ada beberapa tahun, bahkan puluhan tahun lagi untuk menuju 2045, maka ada beberapa hal yang harus kita persiapkan. Yang paling utama adalah pendidikan,” tutupnya. (azmie/hm16)
