Medan, MISTAR.ID
Mengembangkan potensi daerah sangat diperlukan big data. Sebab, big data ini menjadi mata uang atau juga menjadi kebutuhan dalam pengembangan potensi di suatu daerah.
Hal ini dikatakan Ketua Ikatan Ahli Perencanaan Wilayah dan Kota ISOCARP Scientific Committee, Hendricus Andy Simarmata, Senin (9/11/20) pagi, dalam webinar yang digelar Bank Indonesia Perwakilan Sumatera Utara (BI Sumut) mengenai Pengembangan Potensi Daerah di Era Digital dan Inklusif.
Adapun data harus didukung ekosistem dengan data yang berkembang semakin inklusif digital. “Jadi memang ada kebutuhan data di sana dan itu bukan suatu proyek. Digitalisasi juga sudah menjadi keniscayaan. Misalnya, kita sudah memakai E-money. Kalau pemda menyadari, itu adalah data. Maka Digitalisasi itu harus dirangkul untuk meningkatkan kapasitasnya begitu juga dengan pemda harus meningkatkan digitalisasi ini,” terangnya.
Baca Juga:Sudah Saatnya Data Penerima Bansos Berbasis NIK
Lanjutnya Andi, big data ini harus sudah terintegrasi multi skalar dan antar sektor. Seperti sudah one map, one data dan one plan. “Contoh upaya satu data harus ada platform raksasa. Sehingga akses data bisa dapat digunakan oleh multi user yang bisa diakses oleh orang-orang yang telah registrasi tadi. Kenapa ini penting karena untuk satu data untuk perencanaan terutama keberhasilan pembangunan (global indexes) sehingga sudah komparabilitas data,” sebutnya.
Sehingga, bila setiap daerah sudah ada big data, sambung Andi, terutama bisa diterapkan oleh Bappeda, maka bisa dilihat misalnya keamanan kota tersebut, bisa dilihat perception kota tersebut dan lainnya.
Di Sumut sendiri, Andi membayangkan Sumut menjadi centre of excellent nya Pulau Sumatera.
Baca Juga:Investasi di Sumut Meningkat Tajam Pada Triwulan III
“Seharusnya ya kalau kita melihat peradaban dari zaman dulu. Sumut memiliki pelabuhan terbesar contohnya Kuala Tanjung, dan ekonominya dari dulu terkenal dengan perkebunan. Jadi banyak bisa dikontribusikan oleh Sumut, belum lagi berbicara mengenai pariwisata. Maka bagaimana mengemas berbagai informasi kabupatennya itu dengan membawa komparasi. Misalnya, kalau Danau Toba membandingkan dengan danau lain yang akan membawa orang dalam konteks komparasi. Karena Danau Toba ini menjadi salah salah satu danau terbesar di dunia. Tapi gak pernah di profil kan. Ada world heritage yang besar tapi gak pernah dikemas dengan baik. Salah satunya juga Gunung Sinabung atau kuliner Sumut. Maka data akan hal ini sangat diperlukan,” bebernya.
Sementara itu, Kepala BI Perwakilan Sumut Wiwiek Sisto Widayat dalam sambutannya mengatakan, dalam melaksanakan fungsinya sebagai strategic advisor di daerah, BI senantiasa berkoordinasi dengan pemda untuk melakukan berbagai upaya dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dari berbagai komponen.
“Bank Indonesia berkolaborasi dengan berbagai OPD teknis dalam wadah North Sumatra Invest (NSI) terus mengupayakan kegiatan yang dapat meningkatkan realisasi investasi Sumut melalui kegiatan promosi. Tim teknis NSI berasal dari BAPPEDA, DPMPPTSP Provinsi dan BI Sumut. Web NSI bisa dilihat di www.northsumatrainvest.id. Saat ini NSI sedang pada tahap promosi di Sumut dan luar Sumut,” pungkasnya.(anita/hm10)