Setelah awak media ini memperkenalkan diri, secara perlahan Wawan yang ditemani seorang temannya mulai bercerita soal perjuangan mencari nafkah untuk keluarga kecilnya.
Terik matahari yang membakar kulit, Wawan dan beberapa temannya hanya bisa berteduh di bawah pohon penghijauan ditanam pemerintah setempat. Di sana juga tidak terlihat air minum sebagai pelepas dahaga bagi Wawan dan temannya.
Meskipun Wawan dan temannya terlihat haus, nama karena belum cukup uang, terpaksa menelan ludah untuk membasahi tenggorokan yang kian mengering.
Sambil mengusap-usap kaki, Wawan mengatakan jika Ahmad Firdaus sudah tidak bekerja sebagai Pak Ogah di lokasi tersebut usai penganiayaan yang dialaminya.
“Kalau dia sudah keluar dari rumah sakit bang. Cuma dia gak kerja lagi di sini semenjak kejadian itu. Mungkin dia masih trauma,” kata Wawan.
Menurut Wawan, pada saat kejadian itu, dia juga berada di lokasi, namun beruntung tidak ikut ditangkap dan dipukuli seperti Ahmad Firdaus.
Baca Juga: Dugaan Penganiayaan ‘Pak Ogah’ Oleh Oknum Polisi, Saksi Mata: Ada Mobil Polda di Lokasi
“Waktu itu aku di sini juga bang. Sudah ku bilang jangan lari, jalan santai aja. Tapi kawan ini lari, trus dia dikejar lalu dipiting. Baru dimasukkan ke dalam mobil Sabhara,” kata Wawan sambil membuka topinya.
Lanjut Wawan, tak berapa lama setelah ditangkap dan dimasukkan ke dalam mobil, Ahmad Firdaus akhirnya dibuang di pinggir jalan seperti mayat.