17.5 C
New York
Wednesday, November 6, 2024

Cerita Pedagang Lemang Turun Temurun di Jalan Gatot Subroto, Berharap Tak Digusur

Medan, MISTAR.ID

Dua pedagang lemang latar belakang produksi berbeda hingga saat ini masih berjualan di pinggiran Jalan Gatot Subroto, Kecamatan Medan Petisah. Usaha mereka ini sudah berjalan secara turun-temurun semenjak tahun 1980-an silam,

Andriani (48), penjual Lemang Bu Ani, mengaku kalau lemang yang ia jual diambil dari supplier.

“Kalau untuk lemangnya, saya ngambil sendiri dari toko lemang langganan saya,” ungkap janda dengan 3 anak yang tinggal di Kecamatan Medan Polonia ini pada Rabu (6/11/24).

Menurut Adriani, menjual lemang ini adalah meneruskan usaha mertuanya. Lemang Bu Ani yang dijualnya sudah dikenal sejak tahun 80-an. Saat ini setiap harinya, dia bisa menjual antara 8 sampai 20 batang lemang.

Baca juga:Jam Dinas, ASN Pemkab Sergai Duduk Santai di Warung Lemang Bakar

Namun, saat hari besar seperti bulan Ramadhan, Tahun Baru, dan hari besar lainnya, dagangannya bisa lebih banyak laku.

“Lemangnya dijual dari harga Rp30 ribu. Bisa juga (beli) setengah batang harganya Rp15.000, semua di luar selai srikaya. Dan biasanya juga saya jual tapainya, cuma saat ini lagi kosong,” ujarnya.

Sebagai usaha yang sudah cukup lama dijalankannya, Andriani pun berharap agar dia tidak digusur dari lokasi berjualannya saat ini.

“Harapannya, saya jangan enggak dikasih berjualan di sini lagi. Soalnya dagangan ini sudah ada dari dulu, dan saya juga udah punya beberapa pelanggan,” ujarnya lagi.

Baca juga:Fokus Lensa: Warga Berburu Lemang Bambu di Medan

Sementara itu, Asriana (35), penjual Lemang Bu Hanum, mengatakan dagangannya itu adalah buatannya sendiri. Begitu juga kue basah yang tersedia.

“Lemang yang saya jual ini buatan sendiri dengan proses pembakaran lemang selama 3 jam. Dan kue basah yang dijual juga buatan saya sendiri,” kata perempuan yang bertempat tinggal di kawasan Medan Tuntungan itu.

Sama dengan Adriani, ia juga menjual lemang dari harga Rp15 ribu sampai Rp30 ribu belum termasuk selai srikaya. Selain itu, biasanya dia juga menyediakan beberapa batang lemang pulut hitam.

“Kalau untuk kue basah saya jual Rp5.000 dapat empat. Sedangkan lemang, perbatangnya saya jual Rp30.000. Bisa juga dibeli setengah batang dan itu belum termasuk selai srikayanya,” katanya.

Menurut Asriana, dia hanya bisa menjual antara 2 sampai 8 batang lemang setiap harinya.

Baca juga:Pelaku Tabrak Lari Wanita Pedagang Lemang di Jalan Panglima Denai Belum Teridentifikasi

“Sebenarnya gak tentu juga. Cuma paling sedikit biasanya laku dua, kadang juga 8,” tuturnya.

Ia pun berharap agar selalu diberi kesehatan supaya tetap bisa berjualan.

“Kalau saya sakit, tidak bisa berjualan,” pungkasnya

Andriani dan Asriana mulai menjual lemang dari pukul 13.00 WIB sampai 20.00 WIB. Namun bisa lebih cepat tutup jika lemang-lemang mereka sedang laris. (devi)

Related Articles

Latest Articles