12.7 C
New York
Monday, May 13, 2024

Banyak Hotel Kelas Menengah Tutup di Medan, Dulu Namanya Familiar

Medan, MISTAR.ID

Sejumlah hotel menengah yang berada di kawasan Jalan Sisingamangaraja Medan gulung tikar alias tutup, padahal dulu namanya cukup familiar, antara lain Hotel Garuda Plaza Medan, Garuda Citra Hotel dan Ibunda Hotel.

Berdasarkan titik lokasi, posisi hotel ini ada di sekitar tempat wisata di Kota Medan, yakni Masjid Raya Al Mashun dan Istana Maimun. Dari lokasi ini juga tak jauh untuk menuju Museum Tjong A Fie Mansion.

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Sumatera Utara (Sumut) Denny S. Wardhana mengatakan, hotel tersebut ditutup karena keputusan ownernya sendiri, bukan karena hotel murah.

Baca juga: 30 Hotel di Sumut Tutup Gara-gara Corona

“Gak ada hubungannya dengan maraknya hotel-hotel murah seperti OYO, Reddoorz atau sejenisnya. Lalu kalau dibilang terimbas Covid-19 juga tidak. Semua dari owner sendiri,” katanya pada Mistar, Senin (17/7/23).

Sementara untuk okupansi perhotelan di Medan dan Sumut sendiri semakin naik dibandingkan masa Covid-19.

“Tapi memang masih belum 100 persen normal lah. Apalagi ini sudah mendekati akhir tahun dan sudah banyak MICE (Meeting, Incentive, Convention, Exhibition) berjalan kembali. Namun, akan semakin bergeliat bila di Medan dan Sumut banyak di gelar event,” terangnya.

Baca juga:Dampak Corona, 24 Hotel di Medan Tutup

Terpisah, Pengamat Ekonomi Sumut Gunawan Benjamin mengatakan, banyak hotel kelas menengah tidak beroperasi lagi karena lebih banyak pengguna jasa hotel yang lebih memilih hotel dengan budget yang bersahabat, namun dengan fasilitas infrastruktur serta dukungan tampilan hotel yang representatif.

“Atau bahasa gaulnya itu instagramable. Kita ambil contoh sejumlah hotel kelas menengah (bintang tiga) yang ada di sekitar Jalan Sisingamangaraja Medan, dan kita ambil satu sampel hotel bintang tiga di Jalan Patimura Medan. Hotel di Jalan Patimura ini mampu menghadirkan desain interior, fasilitas pendukung hingga tampilan hotel yang serba kekinian,” terangnya.

Interior dan eksterior serta fasilitasnya di upgrade mengikuti perkembangan zaman. Sementara pelanggannya bisa mengambil banyak spot yang bisa ditampilkan pada media sosial. Dimulai dari koridor ruangan, kamar, kolam renang, hingga banyak area lainnya.

Baca juga: 30 Hotel di Sumut Tutup Gara-gara Corona

Menurutnya, ada tipikal dari konsumen hotel dan saat ini mencari pelayanan yang cukup baik dengan harga terjangkau. Jauh berbeda jika dibandingkan dengan 10 atau 15 tahun silam. Dimana peran media sosial belum begitu mendominasi dalam tatanan kehidupan masyarakat. Akan tetapi, di situasi sekarang ini, media sosial bisa menjadi alat marketing gratisan yang bisa mendukung kinerja sebuah hotel.

“Ya, walaupun ada sisi negatifnya, akan tetapi sebaiknya pihak manajemen hotel memanfaatkan peran media sosial tersebut sebagai senjata untuk memperbaiki kinerja. Pada dasarnya hotel kelas menengah yang tutup bisa dihidupkan kembali. Tentunya jika ada keinginan besar dari pemilik untuk melakukan perubahan mendasar. Kalau hotel bintang lima pada dasarnya sudah matang dalam menghadirkan layanan yang up to date atau kekinian. Meski demikian tetap bisa ditemukan hotel bintang lima yang baru-baru ini melakukan perbaikan, demi menjadi hotel yang mampu memberikan pelayanan sesuai permintaan zaman,” jabarnya.

Baca juga:Wali Kota Medan Keluarkan SE, Seluruh THM Wajib Tutup saat Lebaran Idul Adha

Hotel kelas menengah di kota medan saat ini hanya memiliki dua pilihan. Upgrade atau downgrade ke level hotel low budget. Hotel yang cenderung tidak mengambil sikap berpeluang untuk ditinggalkan oleh konsumennya. Pada dasarnya pangsa pasar cukup tersedia untuk semua segmen. Terlebih segmen hotel kelas menengah ke bawah (low budget).

“Hanya saja bangkit dari keterpurukan pasca pandemi ini bukan perkara mudah. Saya sangat yakin jika bisnis perhotelan membaik, yang biasanya beriringan dengan pulihnya sektor pariwisata maupun aktivitas bisnis dan daya beli masyarakat. Maka para pengusaha perhotelan akan menggunakan sumber dayanya, untuk memperbaiki infrastruktur yang kelelahan hingga manajemen hotelnya,” pungkasnya. (anita/hm17)

Related Articles

Latest Articles