Tuesday, February 11, 2025
logo-mistar
Union
KESEHATAN

Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia, Stigma Hambat Penanganan Penyakit Kusta

journalist-avatar-top
By
Monday, February 10, 2025 09:53
43
indonesia_tertinggi_ketiga_di_dunia_stigma_hambat_penanganan_penyakit_kusta

Indonesia Tertinggi Ketiga di Dunia, Stigma Hambat Penanganan Penyakit Kusta

Indocafe

Jakarta, MISTAR.ID

Sampai pada akhir tahun 2024 kemarin, jumlah penderita kusta baru di Indonesia mencapai 12.798 kasus, atau tertinggi ketiga di dunia setelah India dan Brazil.

Provinsi Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku dan Papua masih memiliki tingkat penderita kusta tertinggi di Indonesia.

Stigma dan diskriminasi terhadap para penderita kusta menyebabkan keterlambatan diagnosis. Seperti disampaikan Direktur Penyakit Menular di Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Ina Agustina Isturini.

“Stigma ini besar sekali pengaruhnya dan diskriminasi ini menyebabkan kasus susah ditemukan orang juga cenderung sembunyi tidak mau terus terang," ujar Ina dikutip, pada Senin (10/2/25).

Stigma dan diskriminasi terhadap penderita kusta itu, kata Ina, juga menyebabkan rendahnya kepatuhan para penderita untuk menjalani pengobatan.

"Orang juga tidak mengambil obat jadi terhenti pengobatannya ya karena kalau ketahuan mereka akan dapat diskriminasi dan keluarganya juga malu gitu ya dikucilkan, diberhentikan dari pekerjaannya,” ujarnya lebih lanjut.

Salah satu stigma yang masih melekat, kusta dinilai sebagai penyakit kutukan, aib yang tidak bisa disembuhkan. Untuk melawan stigma ini, Kemenkes sosialisasi dengan melibatkan tokoh agama dan masyarakat.

“Kusta ini dapat diobati dengan multidrug therapy selama enam bulan untuk kusta yang kering ya tipe PB (Pausi Basiler, red.) yang lebih ringan dan tidak lebih menularkan, atau 12 bulan untuk kusta tipe multibasiler yang lebih basah yang jauh lebih menularkan gitu ya," tuturnya.

"Nah kalau kusta tidak diobati maka dia ada tidak mendapatkan pengobatan yang tepat atau terlambat gitu ya dia bisa menyebabkan kecacatan kedisabilitasan, baik pada mata, tangan, maupun kaki,” sambungnya.

Kusta merupakan penyakit menular menahun yang disebabkan oleh kuman kusta (mycobacterium leprae).

Gejala yang ditimbulkan berupa bercak putih dan merah, tanpa rasa gatal dan sakit, sehingga penderita seringkali tidak menyadarinya. Jika terlambat diobati, penyakit ini berpotensi menimbulkan kecacatan permanen.

Sesuai data di Kemenkes, masih ada 13 provinsi di Indonesia yang belum berhasil mencapai eliminasi penyakit kusta yaitu Nusa Tenggara Timur dan Maluku.

Selanjutnya, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Utara, Papua Tengah, Maluku Utara, Papua Selatan, Papua Barat Daya, Papua Barat dan Papua.

Secara keseluruhan terdapat 19.343 kasus kusta yang terdata di Indonesia di mana 12.798 merupakan kasus baru yang ditemukan sepanjang 2024. (*/hm27)

journalist-avatar-bottomRedaktur Ferry Napitupulu

RELATED ARTICLES