Sunday, January 19, 2025
logo-mistar
Union
INTERNATIONAL

Ternyata Annapurna Gunung Paling Berbahaya di Dunia, Ini Alasannya  

journalist-avatar-top
By
Friday, June 2, 2023 11:10
33
ternyata_annapurna_gunung_paling_berbahaya_di_dunia_ini_alasannya

ternyata annapurna gunung paling berbahaya di dunia ini alasannya

Indocafe

Nepal, MISTAR.ID

Berbicara tentang gunung paling berbahaya bagi para pendaki di dunia, ternyata bukan Gunung Everest di Nepal.

Ternyata gunung itu adalah Annapurna yang juga berada di Nepal. Itu adalah salah satu gunung tertinggi di Pegunungan Himalaya, dengan tinggi lebih dari 8.000 meter di atas permukaan laut.

Sebuah platform khusus data dan visualisasi berbasis daring di Jerman ‘Statista, seperti dilansir, Jumat (2/6/23), telah mengolah data dari Himalayan Database dan Mountain IQ untuk membuat gambaran gunung paling berbahaya di dunia dalam hal kematian setiap pendakiannya.

Baca juga: Dibuka, Jalur Pendakian Ke Gunung Everest Di Nepal

Puncak Gunung Annapurna disebut mematikan bagi pendaki. Sejak tahun tahun 1900, diperkirakan ada 72 kematian telah terjadi dari 244 pendakian yang ada. Artinya tingkat kematian di gunung ini mencapai 29,5 persen.

Walaupun Annapurna berada di urutan kesepuluh gunung tertinggi di dunia, medannya terkenal sulit untuk didaki. Annapurna pertama kali didaki pada tahun 1950 dan hanya 365 orang yang telah mencapai puncaknya pada 2022.

Salah satu alasan utama mengapa sangat berbahaya adalah iklimnya yang tidak dapat diprediksi. Ini dapat membuat gunung berbahaya rentan terhadap longsoran salju.

Baca juga: Gunung Anak Krakatau Muntahkan Erupsi Setinggi 2.500 Meter, Ini Pesan PVMBG

Sedangkan tingkat kematian di Everest hanya mencapai 14,1 persen dan menempatkannya sebagai gunung paling mematikan kelima menurut metrik ini.

Namun, semakin banyaknya pendaki yang tewas pada tahun 2023, rekor gunung paling mematikan mungkin bisa direbut oleh gunung ini.

Di bawah Annapurna, ada Gunung Kangchenjunga yang memiliki tingkat kematian 29,1 persen. Dan Gunung K2 dengan tingkat kematian mencapai 22,9 persen. (merdeka/hm16)

 

journalist-avatar-bottomRedaktur Jansen Siahaan