Korea Utara, MISTAR.ID
Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un, telah memerintahkan eksekusi mati terhadap sejumlah pejabat pemerintah setelah bencana banjir besar yang melanda negara tersebut pada Juli lalu, menewaskan ribuan orang.
Menurut laporan dari stasiun televisi Korea Utara TV Chosun, yang dikutip oleh Straits Times, sekitar 20 hingga 30 pejabat pemerintah di daerah yang terdampak banjir telah dieksekusi mati dengan cara ditembak pada Agustus ini.
Laporan tersebut berasal dari Badan Intelijen Nasional Korea Selatan, yang memantau situasi ini setelah memperoleh informasi dari sumber-sumber intelijen.
Pada akhir Juli lalu, Kim Jong Un telah memperingatkan dalam sebuah pertemuan bahwa ia akan menghukum keras pejabat-pejabat yang lalai dalam menjalankan tugas mereka, khususnya yang berkaitan dengan mitigasi bencana.
Baca juga: Kim Jong Un Pamer Drone Bunuh Diri Terbaru Korut
Kim menegaskan bahwa para pejabat harus bertanggung jawab atas banyaknya korban jiwa yang terjadi.
Bencana banjir besar tersebut terjadi akibat hujan deras yang menghantam Korea Utara pada Juli lalu, mengakibatkan kerusakan parah di berbagai daerah. Sekitar 4.100 rumah warga dilaporkan hancur, jalanan dan rel kereta api tergenang air, serta sekitar 3.000 hektar lahan pertanian rusak, terutama di kota Sinuiju.
Kerugian akibat banjir juga meluas ke wilayah utara Provinsi Jagang, yang berbatasan dengan China. Proses pembersihan pasca banjir menemukan banyak mayat terkubur di bawah tanah yang terseret banjir.
Baca juga: Tentara Korut Tertangkap saat Seberangi Perbatasan untuk Membelot ke Korsel
Diperkirakan ribuan orang tewas di Provinsi Jagang, yang merupakan salah satu daerah paling parah terdampak banjir.
Dalam menghadapi bencana ini, Kim Jong Un turun langsung memimpin operasi penyelamatan dengan menggunakan 10 helikopter dan sekoci militer untuk membantu evakuasi korban.
Badan Meteorologi Korea Selatan melaporkan bahwa suhu tertinggi yang pernah tercatat dalam 29 tahun terakhir turut memperburuk dampak banjir di Korea Utara, menambah parah situasi yang sudah kritis.
Keputusan Kim untuk mengeksekusi pejabat-pejabat yang dianggap lalai ini menunjukkan ketegasannya dalam menindak bawahan yang gagal memenuhi tanggung jawab mereka, terutama dalam situasi darurat yang mengancam nyawa banyak warga negara. (cnn/hm25)